Jakarta, CNN Indonesia -- Empat kasus pencurian dengan kekerasan di dalam taksi terjadi di Jakarta secara berturut-turut sejak Rabu (26/11) hingga Senin (1/12). Setelah menangkap tiga dari empat pelaku, Polda Metro Jaya mengungkapkan, para pelaku yang menggunakan taksi curian dalam menjalankan aksinya, mengincar karyawati-karyawati di kawasan perkantoran.
"Target utama mereka adalah pekerja perempuan yang sendirian pada saat jam pulang kantor," ujar juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, di kantornya, Senin (8/12).
Modus yang dilakukan para pelaku ini memang sulit diidentifikasi calon korban. ST (41), otak perampokan, bukan menggunakan sedan yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mirip taksi Express. Namun, dia melancarkan operasi perampokannya dengan menggunakan taksi Express asli. Taksi bernomor polisi B 1733 KTB, milik sopir Express berinisial S (32) itu dicuri ST di kawasan Kuningan, Jumat (21/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DP 8015, nomor badan taksi tersebut juga terlihat meyakinkan meski ternyata nomor lambung tersebut hasil rekayasa yang dibuat ST dan ketiga rekannya. Kepada penyidik, ST mengaku memberikan kode kepada ES (31) dan AS (22) terlebih dahulu sebelum menyergap korbannya. Keduanya secara bergantian bertugas bersembunyi di bagasi dan menodong korban untuk memberikan hartanya. "ST memberikan kode berupa rem yang diinjak dua kali," kata Rikwanto.
Setelah korban dipaksa menyerahkan barang-barangnya, ST tetap mengemudikan taksi. Setelahnya, taksi menjemput J, pelaku yang kini masih buron. Menurut Rikwanto, J berperan menguras harta korban-korban gerombolan ini.
Uniknya, walaupun berhasil mendapatkan jarahannya, gerombolan ini mengaku memberikan uang Rp 100 ribu kepada korban-korban mereka sebelum melepaskannya di pinggir jalan.
Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mencatat, gerombolan yang belum pernah berurusan dengan polisi ini berhasil mendapatkan Rp 20 juta, dua Blackberry, tiga Iphone, laptop Macbook dan kalung emas.
Hingga kini, taksi yang digunakan ST dan koleganya belum berhasil diamankan kepolisian. "Kami sedang menyelidiki keberadaan taksi itu. Para pelaku sudah menjelaskan kemungkinan di mana lokasinya," tutur Rikwanto.