AKSI PERAMPOKAN

Bermodalkan Taksi Curian, Perampok Sasar Karyawati

CNN Indonesia
Senin, 08 Des 2014 20:06 WIB
Para perampok mengaku membekali uang Rp 100 ribu kepada korban sebelum diturunkan di pinggir jalan.
Barang bukti berupa seragam sopir taksi Blue Bird, senjata tajam, telepon genggam, laptop, gerinda dan kunci inggris ditemukan oleh Polda Metro Jaya, saat melakukan penangkapan pada tiga kawanan perampok dalam taksi putih yang menggegerkan warga Jakarta, dua pekan silam. (CNN Indonesia/Abraham Utama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Empat kasus pencurian dengan kekerasan di dalam taksi terjadi di Jakarta secara berturut-turut sejak Rabu (26/11) hingga Senin (1/12). Setelah menangkap tiga dari empat pelaku, Polda Metro Jaya mengungkapkan, para pelaku yang menggunakan taksi curian dalam menjalankan aksinya, mengincar karyawati-karyawati di kawasan perkantoran.

"Target utama mereka adalah pekerja perempuan yang sendirian pada saat jam pulang kantor," ujar juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, di kantornya, Senin (8/12).

Modus yang dilakukan para pelaku ini memang sulit diidentifikasi calon korban. ST (41), otak perampokan, bukan menggunakan sedan yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mirip taksi Express. Namun, dia melancarkan operasi perampokannya dengan menggunakan taksi Express asli. Taksi bernomor polisi B 1733 KTB, milik sopir Express berinisial S (32) itu dicuri ST di kawasan Kuningan, Jumat (21/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DP 8015, nomor badan taksi tersebut juga terlihat meyakinkan meski ternyata nomor lambung tersebut hasil rekayasa yang dibuat ST dan ketiga rekannya. Kepada penyidik, ST mengaku memberikan kode kepada ES (31) dan AS (22) terlebih dahulu sebelum menyergap korbannya. Keduanya secara bergantian bertugas bersembunyi di bagasi dan menodong korban untuk memberikan hartanya. "ST memberikan kode berupa rem yang diinjak dua kali," kata Rikwanto.

Setelah korban dipaksa menyerahkan barang-barangnya, ST tetap mengemudikan taksi. Setelahnya, taksi menjemput J, pelaku yang kini masih buron. Menurut Rikwanto, J berperan menguras harta korban-korban gerombolan ini.

Uniknya, walaupun berhasil mendapatkan jarahannya, gerombolan ini mengaku memberikan uang Rp 100 ribu kepada korban-korban mereka sebelum melepaskannya di pinggir jalan.

Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mencatat, gerombolan yang belum pernah berurusan dengan polisi ini berhasil mendapatkan Rp 20 juta, dua Blackberry, tiga Iphone, laptop Macbook dan kalung emas.

Hingga kini, taksi yang digunakan ST dan koleganya belum berhasil diamankan kepolisian. "Kami sedang menyelidiki keberadaan taksi itu. Para pelaku sudah menjelaskan kemungkinan di mana lokasinya," tutur Rikwanto.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER