Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya menemukan fakta baru dalam perampokan berkedok taksi yang terjadi dua pekan lalu. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan tersangka ST (41) merupakan otak di balik tindak pencurian dengan kekerasan ini. Yang mengagetkan, pada saat menangkap ST di kosnya di Kampung Makassar, Jakarta Timur, polisi malah menemukan seragam perusahaan taksi Blue Bird.
"Tersangka mengaku sebagai sopir Blue Bird, tapi kami masih menelusuri kebenarannya," ujar Rikwanto, Senin (8/12) sore. Rikwanto berujar, lembaganya akan mengecek data Blue Bird untuk memastikan status ST. "Belum jelas apakah dia sopir batangan atau pengganti sopir inti," ucapnya. (Baca juga:
Kisah Tiga Bandit Legendaris yang Ditembak Mati Polisi)
Pada kesempatan yang sama, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto, mengumumkan kepolisian telah berhasil menangkap satu lagi anggota gerombolan yang dipimpin ST, yakni AS (22). Peran AS, yang juga mengaku sebagai sopir Blue Bird, adalah mengancam korban untuk menyerahkan hartanya. AS menjadi salah satu orang yang bersembunyi di dalam bagasi, sebelum melancarkan aksinya.
Heru menerangkan, hingga saat ini pihaknya belum mengindikasikan adanya motif bisnis di belakang kasus ini. Berdasarkan keterangan ST, dia merencanakan niat jahat tersebut semata-mata untuk memenuhi kebutuhan anak dan isterinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rikwanto menuturkan, perkara ini dimulai saat ST mencuri taksi berlogo Express di Gang Dogol, Karet, Kuningan, Jumat (21/11) silam. "Awalnya ST hendak menjual mobil itu, tapi karena tak laku, dia merencanakan hal lain," ucapnya.
Selasa (25/11), ST bersama ES (31) pun memutuskan untuk melakukan uji coba perampokan. ES bersembunyi di bagasi, sementara ST menyetir mobil. Tak sampai 15 menit, ES menggedor kap bagasi karena tak sanggup berada di bagasi yang pengap. Keduanya lalu sepakat untuk melubangi bagasi dan membuat ruang tembus ke kursi penumpang bagian kanan.
Saat ini, kepolisian menyatakan, masih mengejar satu pelaku terakhir, berinisial J. Menurut Heru, J adalah sosok yang bertugas menguras uang korban melalui ATM.
Keempat pelaku tercatat empat kali melakukan pencurian dengan kekerasan dalam taksi. Tiga kejadian berlokasi di Sudirman Central Business Distric (SCBD) dan satu lainnya di kawasan Mega Kuningan. Dari empat perampokan tersebut, gerombolan ini berhasil mencuri uang senilai Rp 20 juta, dua Blackberry, tiga Iphone, satu laptop Macbook dan kalung emas. Sebagian uang itu telah mereka gunakan untuk membeli sejumlah barang.
Bersamaan dengan penangkapan tiga pelaku ini, polisi turut mengamankan satu senjata api mainan yang menyerupai revolver, satu gerinda dan sepaket kunci inggris.