Jakarta, CNN Indonesia -- Partai-partai anggota Koalisi Merah Putih mulai gamang dengan masa depan mereka di koalisi yang digagas Prabowo Subianto itu. Saat ini giliran Partai Persatuan Pembangunan yang mewacanakan keluar dari KMP. Arah koalisi PPP akan ditentukan dalam Musyawarah Kerja Nasional perdana mereka yang digelar di Jakarta, 10-12 Desember. (Baca:
Djan Faridz Isyaratkan PPP Mendekat ke Jokowi)
Goyahnya KMP diakui oleh politikus Gerindra Desmond Junaidi Mahesa, Kamis (11/12). Desmond meramalkan usia KMP tak bakal lebih dari tiga tahun. "Paling lama koalisi seperti ini akan bertahan hingga umur tiga tahun. Tahun keempat, kepentingan sudah berubah," kata dia di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Menurut Desmond, pendeknya umur KMP karena kepentingan politik selalu lebih diutamakan di negeri ini ketimbang kesamaan ideologi. Sejak awal KMP dibangun, ujar Desmond, koalisinya itu memang tidak solid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Desmond, usia KMP bahkan bisa lebih pendek dari yang ia perkirakan. Penyebabnya karena Perppu Pilkada. Perppu ini dinilai Desmond bisa menjadi pemicu baru perpecahan KMP, terlebih apabila Perppu gagal lolos di DPR sehingga kepala daerah akhirnya dipilih oleh DPRD.
Pemilihan kepala daerah oleh DPRD, ujar Desmond, akan memantik perpecahan besar di tubuh KMP. Sebab partai-partai di daerah belum tentu mau berbagi kursi di pemerintahan. "Coba bayangkan partai sebesar Golkar, apakah mau berbagi (kursi kepala daerah)?" kata Desmond.
KMP adalah koalisi yang diklaim permanen dengan anggota terdiri dari Golkar, Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan kubu Djan Faridz.
Koalisi tersebut saat ini sedang goyah karena perbedaan sikap di antara anggotanya, misalnya terkait kebijakan untuk mendukung Perppu Pilkada Langsung atau tidak. Gerindra melalui Fadli Zon sempat menolak Perppu tersebut sebelum akhirnya berbalik mendukung. Sementara Golkar yang menolak Perppu itu dalam Munas Bali juga ikut berbalik mendukung Peprpu Pilkada.
Kondisi KMP makin tak menentu karena Golkar kubu Agung Laksono menyatakan keluar dari KMP, dan PPP secara terus terang menyatakan ketidakpuasannya di koalisi itu dan mengisyaratkan akan keluar dari KMP. (Baca
Dimyati: PPP Gabung di KMP Belum Ada Manfaatnya)
Politikus Golkar kubu Aburizal, Misbakhun, setuju dengan ucapan Desmond. "Saya sependapat jika KMP dikatakan tidak solid, karena memang ikatan ideologisnya tidak kuat," ujarnya.
Jikapun KMP nantinya bubar, Misbakhun berharap peta politik Indonesia akan makin beragam, bukan justru seragam. Pasalnya, peran partai penyeimbang mutlak diperlukan untuk mewujudkan demokrasi di tanah air.