Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai penangkapan anggota sindikat narkoba internasional ternyata tidak menghentikan peredaran barang haram ini di Indonesia. Seiring dengan vonis-vonis badan peradilan yang dijatuhkan pada rekan-rekan mereka, sindikat ini malah terus menggali modus baru untuk mengelabui aparat kepolisian.
Mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen (Purn) Benny Mamoto, mengungkapkan salah satu metode yang mereka pakai dalam melakukan invasi narkotika ke Indonesia adalah dengan menggunakan
shotgun method.
"Dalam sekali pemberangkatan, sindikat langsung mengirim banyak kurir. Jadi, mereka terlihat seperti rombongan turis," ujarnya kepada CNN Indonesia di Gedung Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (11/12) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shotgun method, menurutnya, mengadaptasi mekanisme kerja pistol yang dalam sekali tembak mampu melontarkan seluruh bubuk mesiu dan meloloskan proyektil dari selongsongnya. Benny menuturkan, metode ini dikembangan sindikat narkoba berdasarkan lemahnya para petugas keamanan di bandara.
"Jika berhasil menangkap satu kurir, biasanya petugas bandara sudah senang sekali. Akhirnya, mereka hanya fokus ke satu kurir, sementara kurir-kurir lainnya berhasil lolos," ujarnya.
Benny menyebutkan, dalam beberapa tahun belakangan, kebanyakan kurir-kurir yang diberangkatkan dari dan menuju Indonesia berjenis kelamin perempuan. Mereka umumnya terjerembab ke dunia hitam ini akibat kondisi keuangan yang buruk.
Dia menyebut, ada tenaga kerja wanita (TKW) yang direkrut sebelum berangkat ke negara tujuan, ada pula yang 'bergabung' setelah bekerja di sana.
"Sindikat akan melihat kondisi tertentu. Misalnya, ada yang bermasalah dengan majikannya, entah diperlakukan kasar, gajinya tidak dibayarkan, atau dipecat. Mereka akhirnya tergiur karena membutuhkan uang untuk keluarga di kampung," katanya.
Meski begitu, menurut Benny, tidak seluruh kurir narkoba asal Indonesia dengan sadar melakukan perbuatan melawan hukum tersebut. Banyak dari mereka yang tertipu bahkan melakukannya di bawah paksaan.