Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen (Purn) Benny Mamoto mengatakan, sindikat narkoba internasional saat ini semakin giat memburu para perempuan Indonesia untuk dijadikan kurir mereka.
 Dok. https://commons.wikimedia.org |
Dia menyebut, ada tiga tempat yang diandalkan para bandar untuk melakukan perekrutan calon utusan mereka. Dua di antaranya adalah melalui pertemuan langsung, sedangkan sisanya dilakukan lewat jalur dunia maya.
"Awalnya mereka berkenalan di media sosial. Lama-kelamaan mereka kopi darat," ujar Benny kepada CNN Indonesia di Gedung Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benny berkata, pada pertemuan-pertemuan awal biasanya sang perekrut tak akan langsung menjerat calon suruhannya itu. Namun, perekrutan dilakukan setelah terjalin hubungan pertemanan. Tak cukup hanya berteman, jebakan juga dilakukan ketika si perekrut menawarkan hubungan percintaan kepada target mereka. (
Baca : FOKUS - Perempuan di Balik Lalu Lintas Narkotik) Modus menawarkan pekerjaan maupun pinjaman uang kepada target, dikatakan Benny, juga menjadi salah satu cara ampuh bagi mereka mendekati warga Indonesia. Ketika hubungan mereka telah akrab, barulah sang perekrut melancarkan muslihatnya.
"Ada yang dijanjikan akan diberangkatkan ke luar negeri dengan gratis, ditawarkan beserta koper berisi pakaian-pakaian. Karena sudah terlanjur senang, si kurir tidak sempat lagi mengecek dinding-dinding koper yang sudah banyak diselipkan paket-paket narkoba," tutur Benny.
Ketua Ikatan Alumni Pascasarjana UI ini juga menambahkan, sebagian kurir perempuan terpaksa menuruti perintah sindikat karena tak mampu mengembalikan uang pinjaman yang mereka terima.
Selain menebar jaringannya di dunia maya, sindikat internasional juga diketahui kerap melakukan penarikan kurir melalui sistem tatap muka. Menurut Benny, perekrutan biasa terjadi di Victoria Park, Hong Kong, dan Jalan Jaksa, Jakarta Pusat.
"Taman Victoria dipilih karena merupakan pusat berkumpulnya tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia. Sementara itu, Jalan Jaksa juga menjadi target karena di sana sentra hiburan malam para ekspatriat," kata Benny.