KEJAHATAN NARKOTIKA

Sindikat Narkoba Cuci Duit Lewat Transfer Tradisional India

CNN Indonesia
Minggu, 14 Des 2014 08:41 WIB
Sindikat narkotik internasional sangat pandai melakukan pencucian uang. Sindikat tersebut kini menggunakan sistem transfer uang tradisional untuk cuci duit.
Ilustrasi. Sindikat narkotika internasional sangat pandai melakukan pencucian uang. Sindikat tersebut kini menggunakan sistem transfer uang tradisional untuk cuci duit. (GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beriringan dengan upaya Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar keuangan sindikat narkotika internasional dengan pasal pencucian uang, jaringan pengedar barang haram ini pun seolah berbenah.

Tak ingin peredaran uang mereka di berbagai bank terendus, para pelaku mulai menggunakan sistem transfer uang tradisional India yakni Hawala Banking.

"Sistem ini tidak akan terdeteksi oleh bank," ujar Komisaris Besar Sundari, Direktur Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, dan Aset BNN di Gedung Pascasarjana UI, Salemba, Jakarta, Jumat lalu.

Sundari hadir dalam diskusi bertajuk keterlibatan perempuan dalam jaringan narkotika internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sistem pengiriman uang dengan Hawala Banking memang tidak populer di telinga sebagian besar masyarakat. Tidak heran banyak tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia yang terperdaya oleh keuntungan yang ditawarkan.

Sundari menerangkan, BNN pernah mengendus sindikat narkoba di Malaysia yang berjejaring dengan agen di Indonesia menggunakan hawala banking.

"Sindikat di luar negeri memasang satu agen di sini. Uang yang dipegang sang agen merupakan hasil perdagangan narkotika," katanya.

Ketika ingin menjalaskan modusnya, sindikat di Malaysia mencari TKW yang hendak mengirimkan uang ke kampung halaman.

Selisih kurs yang lebih sedikit dibanding yang ditawarkan bank menjadi keuntungan yang menggiurkan. Selain itu, para TKW tak harus meluangkan waktu ke bank karena sindikat yang mendatangi mereka.

Setelah mendapat uang para TKW, sindikat lantas menghubungi agen di Indonesia. Berbekal alamat dan data diri TKW, si agen akan mendatangi rumah keluarga para tenaga kerja Indonesia. Uang yang mereka berikan persis dengan yang dikirim sang TKW.

"Sebenarnya tidak ada peredaran uang dalam sistem ini. Di satu sisi, uang haram hasil penjualan narkotik di Indonesia pun jadi bersih," ujarnya.
Sistem ini tidak akan terdeteksi oleh bank Komisaris Besar Sundari, Direktur Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, dan Aset BNN


Sisa rupiah yang masih dipegang agen lalu ditukar ke valuta asing. Tahap akhirnya, sang agen membawa uang tersebut ke Malaysia. "Sisa uang itu biasanya keuntungan yang didapatkan sindikat," kata Sundari.

Keuntungan tersebut merupakan selisih harga beli narkotika di luar negeri dan harga jual di Indonesia. Untuk itu, Sundari berharap masyarakat mulai berhati-hati dengan hawala banking.

Namun masyarakat yang terperdaya dengan sistem ini tidak akan diseret ke pengadilan. "Mereka enggak akan dijerat, kan tertipu. Mereka hanya akan dijadikan saksi," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER