Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menyatakan kementeriannya sudah mengirimkan tim untuk memantau kondisi daerah longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Menurut Marwan, ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan oleh kementeriannya menyusul terjadinya longsor di Banjarnegara. Pertama, relokasi bagi masyarakat sekitar yang wilayahnya sudah tidak mungkin ditempati. Kedua, melakukan pembaruan bagi desa yang masih bisa diselamatkan.
"Desa-desa yang sudah tidak produktif lagi mungkin bisa direlokasi, tapi dengan melibatkan masyarakat. Tidak semata-mata pemerintah bertindak," kata Marwan sesaat sebelum membuka acara Transmigration Award di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Jakarta, Senin (15/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megenai dana untuk merelokasi desa dan memperbarui desa, Marwan tak khawatir. "Ada dana desa yang sangat mungkin dipakai untuk memperbaiki desa-desa itu," kata dia. Dana tersebut dapat diambil dari anggaran desa yang telah ia canangkan sebesar Rp 1,4 miliar. "Tapi sangat mungkin akan kami ajukan juga bantuan ekstra di luar Rp 1,4 miliar itu," imbuh Marwan.
Untuk diketahui, engucuran dana Rp 1,4 miliar untuk tiap desa selama lima tahun merupakan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa).
Pada Jumat (12/12), warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, tertimpa bencana longsor. Musibah tersebut terjadi karena guyuran hujan deras yang terjadi sejak siang. Akibat bencana itu, 105 rumah tertimbun longsor, satu masjid dan sungai sepanjang 1 km rata dengan tanah. Sawah seluas 8 hektare dan kebun palawija 5 hektare juga rusak parah.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, longsor di Banjarnegara hingga kini sudah menelan 39 korban jiwa.