Jakarta, CNN Indonesia -- Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap dua orang yang diduga terkait dengan kasus bom bunuh diri Zaenul Arifin alias Arif Petak di Polres Poso pada pertengahan 2013.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Agus Rianto mengatakan, kedua terduga teroris yang dimaksud adalah Ahmad Wahyono alias Yono Adem dan Farid Ma'ruf alias Farid Tinombo.
"Terhadap kedua orang itu masih dilakukan pendalaman (penyelidikan). Mudah-mudahan kami terus mendapatkan informasi, baik dari masyarakat maupun tersangka, sehingga keadaan kondusif di tengah masyarakat dapat dipelihara," kata Agus di Mabes Polri, Senin (15/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tersangka Ahmad ditangkap pada Rabu (10/12) sekitar pukul 06.19 WITA di perempatan Jalan Kalimantan dan Jalan Seram, Kecamatan Poso, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Pria kelahiran Kilo Sembilan, Poso, 1986 itu diduga mengetahui dan menyediakan tempat untuk merakit bom Polres Poso. Selain itu, dia diduga berperan sebagai bendahara dan pemasok logistik kelompok Santoso yang bermarkas di pegunungan.
Sementara tersangka Farid ditangkap keesokan harinya, Kamis (11/12), sekitar pukul 06.20 WITA di Jalan Trans Sulawesi Tinombo Kabupaten Parigi Maoutong menuju Pasar Siavu.
Pria kelahiran Toli-Toli, 1982 itu diduga bersama tersangka Ahmad mengikuti pelatihan militer dan meracik bom Polres Poso. Dia juga menerima hasil pencurian sepeda motor terkait kegiatan terorisnya, berperan sebagai penerus bendahara Kelompok Santoso, dan melempar bom ke anggota polisi saat proses penangkapan Ustad Yasin dan Khalid di Kanyamanya, Poso.
Aksi peledakan bom di pelataran halaman Markas Polres Poso terjadi pada 3 Juni 2013. Pelaku bom bunuh diri ini, Zaenal Arifin alias Arif, tewas di tempat saat melakukan aksinya. Dia menaiki sepeda motor dalam melakukan aksinya ini. Dari arah luar, dia memacu kencang motornya untuk masuk ke areal Mapolres Poso.
Pelaku mengarahkan motornya ke kerumunan polisi yang sedang berkumpul sehabis apel pagi di Mapolres tersebut. Namun sebelum mencapai targetnya, ia sudah meledakkan bom yang menempel di badannya.