Jakarta, CNN Indonesia -- Rombongan warga negara Indonesia yang ditangkap Kepolisian Diraja Malaysia terkait ISIS sudah tiba di Jakarta, Senin (15/12) sekitar pukul 18.44 WIB. Mereka digiring Detasemen Khusus Antiteror Polri menggunakan penerbangan komersil Garuda Indonesia GA 817 dari Kuala Lumpur, Malaysia, Senin petang waktu setempat.
"Yes, sudah," ujar Wakil Kepala Detasemen Khusus Antiteror Polri, Komisaris Besar Eddy Hartono lewat pesan singkat. Saat ditanya lebih lanjut soal penerbangan yang digunakan rombongan, ia mengkonfirmasi, "Sepertinya iya."
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia yang berada sepesawat dengan rombongan, kehadiran para terduga ISIS itu sempat menyebabkan penerbangan ditunda sekitar satu jam lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat beberapa penumpang menanyakan penyebab keterlambatan, staf lokal Garuda Indonesia di Bandara Internasional Kuala Lumpur tak bisa menjawab pasti. Mereka hanya memberitahukan ada persoalan rahasia, namun lantas mengumumkan tak ada yang perlu dikhawatirkan lantaran penerbangan akan berlangsung aman.
Suasana berbeda juga terasa saat pesawat mendarat di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Kru pesawat memberitahukan kepada para penumpang untuk turun menggunakan tangga dan dijemput bus.
Tak lama setelah para penumpang turun dari pesawat, beberapa mobil polisi merapat langsung ke badan pesawat. Mereka diduga merupakan aparat penjemput rombongan WNI terduga ISIS itu. Sebelumnya, informasi dari kepolisian mengatakan belasan WNI itu rencananya akan diperiksa di Markas Komando Brimob, Depok, Jawa Barat.
Saat CNN Indonesia mengkonfirmasi hal tersebut kepada kepolisian, Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie mengaku belum mendapat informasi detail soal itu. Hanya saja, kata Ronny, “Saat ini mereka sudah di Jakarta, dan didalami oleh Densus 88 Antiteror.”
Sebelumnya, Kepolisian Diraja Malaysia mengamankan 12 orang WNI di Bandara Internasional Kuala Lumpur ketika hendak terbang ke Suriah, Senin (15/12). Kedua belas WNI itu terdiri dari 3 laki-laki dewasa, 4 wanita dewasa, dan 5 orang anak.
Berdasarkan kartu identitas para WNI itu, mereka berasal dari Surabaya, Magetan, Blitar, dan Kutai Kartanegara.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan penangkapan tersebut dilakukan untuk mencegah keterlibatan kedua belas WNI itu dalam kegiatan yang bisa memperburuk situasi keamanan dan politik di Suriah.
Berdasarkan informasi yang juga dihimpun CNN Indonesia, para WNI itu tiba di Malaysia pada 1 Desember. Mereka sempat menginap di salah satu hotel di Sepang sembari menunggu penerbangan lanjutan ke Istanbul, Turki. Rencananya mereka akan terbang menggunakan pesawat Turkish Airlines bernomor penerbangan TK61.