Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Narkotika Nasional mencatat, sebanyak 800 ribu hingga 900 ribu pelajar dan mahasiswa menjadi pecandu narkotik. Jumlah itu terus meningkat dari tahun ke tahun. Bagaimana para mahasiswa mengenal narkotik?
Kepala Bagian Humas BNN Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto mengatakan ada tiga pola mahasiwa mengenal narkotik. Pertama, pengguna memang telah mengonsumsi narkotik sejak masih duduk sebagai pelajar di sekolah. "Mereka ini membawa kecanduan mereka hingga ke kampus," kata Sumirat kepada CNN Indonesia, Jumat (19/12).
Kedua, kenal narkotik dari para alumni dan teman bergaul para mahasiswa. Pergaulan mahasiswa yang lebih luas dan terbuka membuat lalu lintas narkotik mudah masuk di kalangan mahasiswa. "Awalnya pecandu ini dikelabui temannya, ada juga yang dibujuk, atau malah mau sendiri memakai karena melihat temannya pakai," ujar Sumirat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga, narkotik masuk lewat mahasiwa yang menjadi kurir maupun pengedar di kampus. BNN pernah mendapati mahasiswi yang melakukan transaksi narkoba langsung ke Malaysia untuk dibawa ke Bandung, Jawa Barat. "Mahasiswi ini pesan heroin dari Malaysia sebanyak 3,25 kilogram. Dia mahasiswa semester III," kata Sumirat.
Simak
FOKUS Menelusuri Jejak Cuci Duit Narkotik dan
FOKUS Perempuan di Balik Lalu Lintas Narkotik
Untuk itu BNN menjalin kerjasama dengan kampus, forum rektor universitas negeri dan swasta, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menekan peredaran narkotika di kampus dan sekolah. "Kami juga rutin melakukan penyisiran di kampus terkait keberadaan narkotika, serta melakukan tes urine," ujarnya.
Sementara kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan dengan menyisipkan materi pelajaran antinarkotika dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga serta Ilmu Pengetahuan Alam.
Kamis siang (18/12), BNN bersama Polres Jakarta Timur melakukan razia narkotik di Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jakarta Timur, Kamis siang. Dalam razia itu, petugas menemukan 2-3 gram ganja, tempat dan alat isap sabu-sabu, dua karung botol bekas minuman keras, satu parang, dan dua unit samurai. (Baca:
Rektor UKI Duga Narkotik Masuk Lewat Permukiman Sekitar Kampus)