Jakarta, CNN Indonesia -- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap pria bernama Toni Saronggalo di Lamongan, Jawa Timur. Toni diduga adalah anggota kelompok radikal pimpinan Dulmatin. Kelompok ini diketahui membuka kamp pelatihan militer di Aceh beberapa tahun lalu.
Toni menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Agus Rianto, Senin (22/12), masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) selama ini. "Dia memang masuk dalam DPO kami karena terlibat pelatihan di Janto, Aceh," kata Agus di kantornya.
Toni ditangkap sekitar pukul 20.15 WIB dalam perjalanan di Lamongan. Tak ada perlawanan dari Toni saat ditangkap petugas. Usai ditangkap, petugas langsung membawa Toni untuk dimintai keterangan. Kasus ini menurut Agus masih terus dikembangkan. Sementara Toni saat ini masih dimintai keterangan oleh petugas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toni sehari-hari berprofesi sebagai pedagang ayam. Meski hanya seorang pedagang ayam, peran Toni menurut Agus sangat strategis dalam kelompok Dulmatin. "Toni ini seorang perencana pelatihan yang dipimpin Dulmatin," katanya.
Dulmatin sendiri sudah tewas ditembak petugas dalam sebuah penyergapan di Pamulang, Tangerang Selatan, 2010 silam. Salah seorang pelaku aksi teror bom Bali tahun 2002 ini tewas di sebuah warnet. Saat itu petugas menyita sepucuk pistol dari tangannya.
Dulmatin terkenal licin karena beberapa kali lolos dari sergapan petugas. Dulmatin setidaknya punya delapan alias. Pemerintah Filipina dan Amerika Serikat juga menyatakan memburunya. Amerika bahkan menyediakan uang sebesar US$10 juta bagi yang bisa menangkap Dulmatin hidup atau mati.