Jakarta, CNN Indonesia -- Keberadaan organisasi terorisme internasional di bawah bendera Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS) di Indonesia diprediksi tidak akan berkembang. Perkembangan ISIS dinilai bisa ditekan selama stabilitas politik dan ekonomi Indonesia terjaga.
Prediksi tersebut disampaikan oleh tiga kepala program studi pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Perkembangan ISIS dan Terorisme di Indonesia, dan Upaya Penanggulangannya" di Kampus UI Salemba, Jakarta, Senin (22/12).
"Harus diakui bahwa stabilitas politik memengaruhi mudah atau tidak paham ISIS masuk ke sebuah negara. Mau tidak mau, memang stabilitas politik Indonesia harus dijaga agar ajaran ISIS tidak menyebar," ujar Kepala Pascasarjana UI Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Ronny Nitibaskara dalam FGD, Senin pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ronny, pelaku tindakan teror di bawah bendera ISIS bisa berasal dari kalangan mana pun. Pernyataan itu terbukti dari banyak pelaku, anggota, dan simpatisan ISIS yang latar belakang pendidikan tinggi.
Senada dengan Ronny, Kepala Pascasarjana UI Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam, Muhammad Luthfi mengatakan hal serupa. Menurut Luthfi, penyebaran ajaran ISIS juga dipengaruhi kondisi ekonomi negara tersebut.
Perekonomian negara Timur Tengah yang sedang tidak kondusif menjadi sebab aksi terorisme ISIS dan organisasi lain marak di wilayah tersebut.
"Bandul ekonomi yang bergeser dari Eropa ke Asia juga memengaruhi situasi ekonomi negara Arab. Karena selama ini mereka menggantungkan ekspor ke Eropa. Mereka dilanda kekhawatiran jika ditinggalkan negara besar," kata Luthfi.
Selain faktor ekonomi dan politik, aspek budaya juga memberi pengaruh keberadaan ISIS. Sarlito W Sarwono, Kepala Pascasarjana UI Program Studi Ilmu Kepolisian, menjelaskan kebudayaan yang ditinggalkan oleh masyarakat sebuah negara akan dimasuki kebudayaan lain.
"Untuk menahan serangan budaya luar dan paham ISIS, penangkalnya ya budaya. Apalagi agama Islam di Indonesia berbasiskan budaya," ujar Sarlito.
FGD yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Pascasarjana UI tersebut merupakan sebuah acara awalan sebelum penyelenggaraan seminar internasional pada Januari mendatang. Rencananya, hasil FGD tersebut bakal dibawa dan dibahas lebih lanjut dalam seminar Januari 2015.