Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang akhir tahun, Indonesia Police Watch (IPW) memberikan penilaian terhadap hasil kerja Kepolisian RI selama tahun 2014. Ketua Presidium IPW Neta S Pane menilai kinerja kepolisian turun karena jumlah tahanan yang kabur sepanjang 2014 meningkat dibanding tahun lalu.
"Polri ternyata tak kunjung becus menjaga pelaku kejahatan yang sudah ditangkap dan ditahan. Dari data sepanjang 2014, ada 62 tahanan kepolisian yang melarikan diri dari sel tahanan," ujar Neta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/12).
Dari 62 tahanan tersebut, 42 di antaranya tersangka narkoba, 12 tersangka pencurian kendaraan bermotor, dan 8 sisanya tersangka kasus lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai perbandingan, ujar Neta, pada 2013 jumlah tahanan yang kabur hanya sekitar 30 orang. Mereka kabur dari 14 kantor polisi dengan cara menjebol eternit sel, menggergaji terali besi, menjebol tembok, lalu kabur melalui pintu gerbang.
"Ini akan menjadi teror bagi masyarakat, membuat ancaman baru bagi keamanan. Juga membuat ekonomi biaya tinggi bagi Polri karena butuh biaya yang tidak sedikit untuk menangkap mereka kembali," kata Neta.
Selain banyaknya tahanan yang melarikan diri dari sel, IPW menyatakan ada 8 tahanan yang bunuh diri atau tewas di dalam sel. Mereka ialah tahanan Polres Tangerang, Polda Metro Jaya, Polsek Singaparna, Polsek Duren Sawit, Polsek Galang, Polda Sulselbar, Polres Solok, dan Polsek Sukodono.
Satu tahanan bahkan diperkosa di dalam sel. Kasus pemerkosaan ini terjadi pada 19 Januari silam di Polsekta Wajo, Sulselbar.
“Ini menunjukkan Polri belum mampu mengamankan sel tahanananya dan belum mampu memberi keamanan bagi tahanan yang ditahan," ujar Neta.
IPW pun menyarankan agar Polri benar-benar membenahi sistem penjagaan tahanan dan sel tahanannya, terutama di polsek-polsek.