Pihak kepolisian mengatakan terus memburu teroris demi mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru ini. Polisi sudah mengantongi nama daftar pencarian orang (DPO), dan sangat merahasiakannya ke publik.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie mengatakan pihaknya sudah menangkap tersangka teroris yang diduga terlibat dengan jaringan Dulmatin. Penangkapan tersebut dilakukan dalam sebuah operasi penyergapan yang dilakukan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror.
"Teroris yang tidak berhasil ditangkap kemudian menjadi buron untuk terus diburu kemudian hari," kata dia saat ditemui CNN Indonesia, Rabu (24/12).
Dia mengatakan pihaknya merahasiakan nama tersangka teroris yang tengah diincar. Pasalnya, katanya, polisi pernah mengalami kesulitan dalam aksi penangkapan saat membeberkan nama buron kepada media.
"Kita punya data pencarian orang itu. Kita punya pengalaman, kita bagikan ke media dulu tapi tanggapannya kurang. Bahkan itu menyulitkan kita untuk mengungkap," ujar Ronny.
Dalam sepekan sebelum Natal, Ronny mengatakan pihaknya telah meringkus sejumlah orang yang terlibat aksi terorisme. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menyebut melakukan penangkapan terhadap tersangka teroris Dodi Kuncoro.
Dodi diduga terlibat dalam jaringan sindikat pelaku teror kelompok Badri asal Solo dan pernah melakukan pelatihan membuat komponen rangkaian elektronik pemicu bom di rumah Rudi alias Pak Tuek.
Densus juga menangkap tersangka yang diduga terlibat dalam pelatihan di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh. Pria bernama Adi Margono yang ditangkap itu berperan sebagai perekrut peserta latihan militer.
Selain itu, Densus juga menangkap pria bernama Toni Saronggalo di Lamongan, Jawa Timur. Toni diduga adalah anggota kelompok radikal pimpinan Dulmatin.
Tingkatkan Pencegahan
Ronny mengatakan para pelaku teroris sangat sensitif dengan pemberitaan media. Oleh karena itu, ketika nama mereka muncul di berita, para tersangka akan lebih mempersiapkan diri hadapi tindakan polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kepolisian kini berfokus kepada tindakan-tindakan yang lebih bersifat mencegah ketimbang penegakan hukum. "Ini amanat Kapolri dan ini sudah membuahkan hasil."
"Pelaku teror sudah masuk DPO. Apa yang menjadi data terus kita lakukan penyelidikan. Oleh karena itu, sejak minggu kawan-kawan dari Densus 88 terus bekerja tersangka," ujarnya.
Terorisme dan Natal
Dalam penangkapan teroris oleh Densus 88 tersebut terdapat barang bukti. Namun, Ronny mengaku belum mengetahui barang bukti apa saja yang didapatkan. Ronny mengatakan jika ada bahan peledak atau barang bahaya lainnya akan sangat berguna dalam pencegahan teror di hari raya.
"Semua bukti yang bisa disita bagian dari upaya kita mencegah agar tidak ada bahan peledak yang digunakan untuk mengganggu perayaan hari raya Natal dan tahun baru," kata Ronny.