PENCURIAN IKAN

ABK Indonesia Diperalat Asing untuk Curi Ikan

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Des 2014 16:53 WIB
Forum Solidaritas Pekerja Indonesia Luar Negeri mengatakan Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia sering dimanfaatkan pihak asing untuk mencuri ikan.
Marinir menjaga ABK kapal ikan asing di Markas Komando Lantamal IX Ambon, Maluku, Minggu (14/12). (Antara/Izaac Mulyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara Forum Solidaritas Pekerja Indonesia Luar Negeri (FSPILN) Imam Syafii mengatakan anak buah kapal (ABK) Indonesia sering dimanfaatkan pihak asing untuk mencuri ikan di perairan Indonesia.

Imam mengatakan banyak ABK yang kerap dijadikan kapten 'boneka' di dalam kapal asing guna mendapatkan perizinan untuk menangkap ikan di perairan Indonesia.

"Biasanya mereka dijadikan kapten secara formal supaya perizinan kapal asing untuk ambil ikan di Indonesia gampang," kata Imam saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (27/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun gelar kapten tersebut hanya dipakai sebagai kedok. Kenyataannya ABK akan tetap bekerja sebagai anak buah biasa dengan mandor umumnya dari Vietnam.

Menurut Imam, kebanyakan kapal asing yang menggunakan metode nakal seperti ini berasal dari Taiwan.

Kapal-kapal asing tersebut biasanya melaut di perairan Flores dan Ende di Nusa Tenggara Timur serta Papua. "Kapal biasanya bersandar sekitar dua bulan," kata dia.

Sementara itu Kementerian Kelautan dan Perikanan juga menyatakan kasus penakapan ikan ilegal umumnya terjadi di Laut Arafura, wilayah timur Indonesia.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Syahrin Abdurrahman mengatakan wilayah Indonesia yang rentan pencurian ikan ialah Laut Arafura, Laut Utara Sulawesi, Barat Natuna (Kepulauan Riau), dan laut segitiga emas antara Thailand, Indonesia dan Malaysia.

Penangkapan ikan secara ilegal tersebut merugikan negara. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan kerugian periode 2001 hingga 2013 mencapai Rp 520 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER