Surabaya, CNN Indonesia -- Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Polri di Posko Identifikasi Bandara Juanda, Surabaya sudah mengumpulkan 44 sampel DNA. Sampel ini akan jadi data ante mortem dalam indentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat QZ8501.
Tim sudah sejak kemarin mengumpulkan sampel DNA dari keluarga korban yang selama ini menunggu di Bandara Juanda. Sebanyak 60 personel dari Tim DVI Polda Jawa Timur diturunkan di posko pusat identifikasi ini.
Sampel DNA yang diambil tim adalah kuku, rambut keluarga, serta catatan ciri-ciri fisik penumpang. Selain itu, petugas juga sampel sidik jari penumpang. Data antemortem ini akan dipakai untuk bahan indentifikasi saat jenazah tiba di Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator Ante Mortem Ajun Komisaris Besar dr Ony Swasono memastikan, tim medis dan paramedis di RS Bhayangkara sebagai pusat identifikasi korban telah siap menerima berapa pun jumlah jasad yang datang.
Tim medis yang telah disiagakan terdiri dari spesialis forensik, antropologi forensik, psikologi forensik, dan ahli Deoxyribonucleic Acid (DNA). Mereka bakal bekerja untuk memastikan data jasad yang diperoleh dari keluarga sesuai dengan jenazah yang diidentifikasi.
"Total akan ada sekitar tujuh orang yang merupakan ahli, dan lima orang paramedis untuk mengidentifikasi satu jenazah," kata Ony.
Surabaya jadi pusat identifikasi karena kebanyakan penumpang berasal dari Jawa Timur. Sementara untuk posko evakuasi dipusatkan di Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Saat ini baru tujuh jenazah ditemukan dari 162 korban di dalam pesawat QZ8501. Pencarian masih terus dilakukan dengan mengerahkan seluruh armada yang ada. Namun cuaca buruk menghadang di Pangkalan Bun Kalimantan Tengah dan sekitarnya jadi kendala petugas evakuasi.