Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional telah menetapkan hanya ada satu pintu informasi soal identitas jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo menuturkan kebijakan tersebut diambil untuk menghindari kesimpangsiuran informasi soal jumlah dan identitas korban.
"Saya tetapkan hari ini yang berhak menyampaikan identitas korban yang sudah selesai dilaksanakan proses identifikasi adalah Tim Disaster Verification Identification (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur," ujar Soelistyo saat jumpa pers di Kantor Basarnas, Jakarta, Kamis (1/1).
Posko DVI ditetapkan sebagai sumber informasi utama lantaran lengkapnya informasi yang dimiliki, seperti daftar penumpang dan hasil identifikasi jenazah.
"Pertanyaan tentang nama dan jenis kelamin, sepenuhnya saya limpahkan ke DVI dengan nomor telepon (031) 8299949," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, sejauh ini Sulistyo memastikan, terdapat tiga posko yang menangani proses pencarian korban dan serpihan puing pesawat. Ketiganya yakni posko utama di Kantor Basarnas, Jakarta, posko taktis di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan juga posko identifikasi korban di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
"Posko Basarnas dan Pangkalan Bun bertanggung jawab mengumumkan jumlah korban maupun barang (temuan) yang sudah terkonfirmasi," ucapnya. Sementara itu, Posko DVI Bhayangkara bertugas mengidentifikasi korban dan mengumumkannya.
Proses identifikasi sendiri berlangsung dengan mencocokkan data
ante-mortem dan
post-mortem. Data
ante-mortem didapat dari keluarga korban, seperti ciri-ciri fisik. Sementara itu, data
post-mortem adalah data yang melekat di tubuh korban. Setelah dicocokan dan ditemukan kesamaan, maka Tim Posko DVI Bhayangkara berkewajiban mengumumkannya pada publik.
Hingga saat ini, tim penyelamat telah menemukan sembilan jenazah korban di perairan Teluk Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Enam di antaranya telah berada di Surabaya. Dua lainnya kini tengah diterbangkan menuju Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo. Sedangkan satu lainnya, masih berada di Pangkalan Bun.
Sore tadi, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim Kombes Pol Budiono mengumumkan seorang jenazah telah berhasil diidentifikasi dengan nama Hayati Lutfiah Hamid. Sementara lima orang lainnya masih dalam proses identifikasi.
Sebelumnya, pesawat QZ8501 mengalami kecelakaan nahas di Teluk Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada Minggu (28/12) pagi. Pesawat tersebut bertolak dari Surabaya menuju Singapura. Di tengah perjalan, burung besi tersebut sempat mengalami hilang kontak dengan menara pengontrol, yang kemudian dinyatakan hilang.
(meg/sip)