Jakarta, CNN Indonesia -- Sederet kapal asing ikut membantu dalam operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, 28 Desember 2014. Kapal milik negara Singapura, Malaysia, juga Amerika Serikat ikut membantu operasi pencarian.
Belakangan, pemerintah Jepang juga secara resmi telah mengirimkan dua kapal perusak untuk membantu misi pencarian penumpang dan badan pesawat AirAsia.
Informasi terbaru yang disampaikan Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebutkan, kedua kapal milik Jepang saat ini telah berada di Selat Malaka dan mulai mendekati daerah operasi pencarian.
"Mereka akan standby di luar daerah operasi pencarian. Pada saat diperlukan untuk memperkuat di daerah pencarian maka akan saya instruksikan untuk masuk," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Kamis (1/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua kapal Jepang tersebut yaitu Onami dan Takanami merupakan kapal kelas penghancur dengan bobot 500 ton dan berkapasitas 370 personel. Biasanya kapal ini digunakan untuk menjalankan misi militer.
Kedua kapal ini juga sempat ikut dalam operasi penyelamatan saat musibah gempa yang terjadi di Fukushima, Jepang. "Biasanya bertugas melawan bajak laut di Somalia," kata Yoshiura, salah seorang perwira staf yang ikut dalam kapal tersebut saat menyambangi Kantor Pusat Basarnas, Kamis siang.
Selain kedua kapal, Jepang juga mengirimkan satu helikopter serta tim koordinasi yang beranggotakan lima orang dari berbagai unsur seperti Kementerian Luar Negeri Jepang, Kementerian Pertahanan Jepang, dan perwakilan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Diketahui, hingga hari kelima pencarian, Basarnas telah menemukan sembilan jenazah. Dari jumlah itu, satu jenazah telah diidentifikasi atas nama Hayati Lutfiah Hamid (Fifi), lima jenazah berada di Rumah Sakit Bhayangkara sebagai lokasi pusat identifikasi penumpang AirAsia, dua jenazah berjenis kelamin perempuan diterbangkan dari Pangkalan Bun menuju Surabaya pada 18.30 WIB, dan satu jenazah masih berada di KRI Yos Sudarso.
Sebanyak 162 orang tercatat berada dalam pesawat, terdiri dari 155 penumpang yaitu 138 orang dewasa, 16 anak-anak, satu orang bayi, serta pilot pesawat Kapten Irianto, Copilot Remy Emanuel, empat orang awak kabin, dan satu teknisi.
(rdk/sip)