EVAKUASI AIRASIA

Rusia Siagakan Peralatan Bawah Air Cari Kotak Hitam

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 06 Jan 2015 14:57 WIB
Rusia siap menerjunkan peralatan lengkap menyisir bawah air untuk menemukan kotak hitam.
Pesawat Berief BE-200 milik Rusia setelah landing di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Minggu (4/1). Pesawat milik Rusia yang ikut membantu proses evakuasi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 tersebut dapat mendarat di air dengan catatan tinggi gelombang terbatas. (Antara Foto/Suryanto)
Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Armada yang diterjunkan hari ini, Selasa (6/1), ada yang fokus untuk mencari kotak hitam (black box). Wakil Menteri Pertahanan Sipil, Penanggulangan Bencana, dan Situasi Darurat Rusia Jenderal Eduard Chiziykov menyatakan siap menerjunkan peralatan lengkap menyisir bawah air untuk menemukan kotak hitam.

Saat ini, personel SAR Rusia diketahui telah membangun posko di Kantor Kecamatan Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. "Kami sudah bawa peralatan lengkap dan akan menerjunkan 22 penyelam dalam operasi ini," ujar Eduard di Pangkalan Bun, Selasa (6/1).

Dalam operasi pencarian pesawat AirAsia yang telah berlangsung selama 10 hari, Rusia sudah menerbangkan dua pesawat canggih yakni satu jet amphibi Beriev BE-200 dan satu pesawat pembawa logistik. (Baca: Basarnas Terjunkan 58 Kapal Laut dan Pesawat Hari Ini)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun pesawat tersebut juga membawa logistik personel SAR Rusia. "Kami punya pengalaman dalam mencari black box pesawat. Semoga bantuan kami bisa memberi titik terang dalam menemukan black box," kata Eduard.

Komandan SAR Mission Coordinator (SMC) posko Pangkalan Bun, Marsekal Pertama Supriyadi mengatakan, pesawat amphibi Rusia akan membantu pencarian kotak hitam yang disinyalir berada di wilayah selatan perairan Kalimantan Tengah. Pesawat tersebut akan membantu Kapal Laut Baruna Jaya I dan Mahakarya Geo Survey yang sudah ditugaskan mencari kotak hitam dan diyakini masih berada di bagian ekor pesawat AirAsia.

"Dengan catatan gelombang laut tidak tinggi. Kalau tinggi akan membahayakan pesawat juga," kata Supriyadi. (Baca: Cuaca Buruk Masih Bayangi Evakuasi Hari ke-10 Penumpang QZ850)

Pesawat AirAsia QZ 8501 hilang kontak tak lama setelah lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, menuju Singapura, Ahad pagi, 28 Desember 2014. Sejumlah jenazah dan serpihan pesawat ditemukan dua hari kemudian, 30 Desember 2014.

Hingga kini, 13 jenazah yang ditemukan telah teridentifikasi. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur masih mengidentifikasi puluhan jenazah lain yang telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur.

Tim evakuasi Senin malam (5/1) menemukan tiga penumpang AirAsia yang meninggal bersama kursi pesawat untuk tiga penumpang.
(rdk/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER