Jakarta, CNN Indonesia -- Belum banyak orang tahu cara kerja Badan SAR Nasional dalam memantau bencana di Indonesia. Basarnas memiliki sistem dan infrastruktur khusus untuk mendukung penyelamatan warga dalam bencana.
Sistem tersebut dijalankan di ruangan Indonesia Mission Control Centre (IDMCC) kantor Pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta. Ruangan yang terletak di lantai 14 itu berisi belasan komputer yang dilengkapi dengan piranti lunak khusus untuk mendeteksi bencana di seluruh Indonesia.
Sepuluh petugas disiagakan untuk memantau kondisi bencana di Indonesia selama 24 jam tanpa henti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya ada sepuluh orang yang bertugas di IDMCC pada hari biasa. Tapi kalau sedang ada musibah seperti QZ8501 ini, jumlah petugasnya ditambah," kata Kepala Pengawas IDMCC Ahmad Toha kepada CNN Indonesia, Selasa (6/1).
Berdasarkan pengamatan CNN Indonesia, di layar komputer ruangan IDMCC terlihat posisi, arah, dan tujuan kapal-kapal laut milik Basarnas yang bertugas dalam pencarian korban AirAsia QZ8501.
"Kapal Basarnas dipantau sepanjang hari jika ada arahan. Ini dilakukan untuk mengetahui posisi kapal Basarnas di lapangan," ujar Muhbadahari, petugas Basarnas yang sedang mendapat giliran berjaga.
Jika tidak ada peristiwa besar terjadi, layar besar dalam ruangan IDMCC akan menampilkan peta Indonesia dan lokasi bencana yang sedang terjadi. Namun hari ini layar tersebut menampilkan peta Selat Karimata, lokasi pencarian dan evakuasi korban QZ8501.
Toha mengatakan, pada hari normal pengawas di IDMCC dapat memantau lebih dari sepuluh musibah yang terjadi di Indonesia.
"Musibah yang dipantau termasuk skala lokal hingga internasional. Tragedi QZ8501 kami masukkan ke dalam musibah skala internasional sebab terdapat korban warga negara asing," kata dia.
Pencarian korban QZ8501 saat ini memasuki hari kesepuluh. Total sudah 39 jenazah yang ditemukan.
(utd/agk)