EVAKUASI AIRASIA

Basarnas Tak Pikirkan Persoalan Dana Operasi

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Selasa, 06 Jan 2015 16:37 WIB
"Nanti pada akhir (operasi) baru saya sampaikan anggarannya," tutur Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo.
Awak kapal menyiapkan pelampung suar untuk penanda lokasi kejadian di atas Kapal Negara (KN) Jadayat yang bersandar di Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (5/1). ANTARA FOTO/Fanny Octavianus
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional (Basarnas) tidak menjadikan biaya sebagai suatu persoalan dalam menjalankan operasi pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501 selama ini. Setidaknya begitulah penjelasan Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo, kepada para wartawan di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Selasa (6/1).

Ketika ditemui selepas konferensi pers di Kantor Basarnas, Soelistyo menegaskan bahwa fokus Basarnas saat ini adalah menjalankan operasi evakuasi terlebih dahulu. (Baca: Basarnas Terjunkan 58 Kapal Laut dan Pesawat Hari Ini)

"Saya tidak akan bicara masalah anggaran. Saat ini yang penting operasi berjalan, semua terdukung, semua ter-record (biayanya). Jadi nanti pada akhir (operasi) baru saya sampaikan anggarannya," jelas Soelistyo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga Selasa (6/1) ini telah sepuluh hari operasi pencarian dan evakuasi korban musibah AirAsia QZ8501 berjalan. Dalam kurun tersebut tentu sangat banyak biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi logistik armada laut, udara, dan darat yang dikerahkan oleh Basarnas. Namun, Soelistyo menegaskan operasi masih dapat dilakukan karena banyaknya bantuan yang datang kepada tim operasi gabungan.

"Tim operasi masih bisa melaksanakan operasi. Banyak bantuan seperti dari Pertamina dan Total. Kapal laut bisa jalan kan karena ada minyak. Nah minyak itu dibantu mereka (Pertamina dan Total)," lanjut Soelistyo menjelaskan.

Sebelumnya tercatat sudah ada ribuan kiloliter bahan bakar yang digunakan oleh puluhan armada laut Indonesia selama operasi pencarian dan evakuasi berlangsung sejak Ahad (28/12). Adapun untuk armada asing bahan bakar mereka dapatkan dari pangkalan negaranya masing-masing. (Baca: Menteri Tedjo: Kapal Bantuan Asing Bukan Ancaman)

"Kapal asing yang membantu itu mereka menggunakan bahan bakar sendiri. Contohnya Amerika punya tanker yang standby di Selat Karimata sana. Kalau Singapura pulang-pergi untuk mengisi logistik mereka," ujar Soelistyo.
(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER