Jakarta, CNN Indonesia -- Tim penyelam Badan SAR Nasional (Basarnas) hari ini memastikan posisi kotak hitam atau
black box menyusul sudah ditemukannya ekor pesawat AirAsia QZ8501. Untuk mengecek posisi perekam data penerbangan itu oleh tim penyelam, Basarnas berkordinasi dengan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Kepala Basarnas RI Marsekal Madya FH Bambang Soelistiyo mengatakan koordinasi dilakukan dengan KNKT karena
black box memerlukan perlakuan khusus. “Apakah skenario pertama,
black box masih berada di bagian ekor, apakah boleh saya angkut sekaligus sama bagian ekornya, itu yang kita koordinasikan," kata Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Kamis (8/1/).
“Apakah boleh ekor (AirAsia) itu diangkat sekaligus. Jadi keputusan ada di tim KNKT. Kalau diizinkan maka kita siap alat yang ada di kapal yang kemampuannya sampai 70 ton,” lanjut dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basarnas sudah mengkoordinasi penyelam untuk memastikan posisi black box yaitu membekali para penyelam dengan gambar
black box AirAsia. “Setelah bagian ekor pesawat ditemukan, maka planning kita adalah secara bertahap memastikan apakah black box itu masih berada di posisinya di bagian ekor itu,” tutur Soelistyo.
Saat ini, tambah Soelistiyo, tim penyelam sedang menunggu kecepatan arus bawah laut. “Kalau sudah membaik mereka akan melakukan penyelaman untuk memastikan posisi
black box,” ujarnya.
Kamis pagi, para penyelam dari tim SAR gabungan melakukan penyelaman ke kedalaman laut untuk mengambil sampel dari bagian pesawat yang ditemukan.
Berdasarkan pengamatan CNN Indonesia di Kapal MGS Geo Survey terlihat dua sampel benda berwarna putih yang langsung dibawa ke KRI Banda Aceh.
Dari informasi yang dikumpulkan, dua benda yang berahasil diangkat oleh empat orang penyelam itu berupa satu serpihan badan pesawat dan satu box ukuran sedang. “Ada kemungkinan itu
safety box,” ujar salah seorang awak Kapal MGS Geo Survey menerangkan, Kamis (8/1).
(obs)