Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyoroti rendahnya tingkat penggunaan transportasi umum di Jakarta. Ahok beranggapan seharusnya Indonesia dapat mencontoh kota-kota besar lain seperti Hong Kong, Singapura, dan India.
"Di Hong Kong 90 persen pergerakan orang pakai transportasi umum, di Singapura dan Mumbai, India hampir 50 persen. Jakarta saja yang paling kacau, baru 20 persen lebih," ujar Ahok di Balai Kota, Jumat (9/1).
Pengamat transportasi Darmaningtyas menyampaikan hal senada. Saat ini jumlah masyarakat pengguna angkutan umum Di Jakarta masih belum signifikan.
Dharmaningtyas menyebutkan, jumlah pengguna TransJakarta rata-rata 350 ribu per hari dan pengguna KRL Jabodetabek sekitar 700 ribu per hari. "Untuk bus umum dan angkutan kota masih belum teridentifikasi," kata Darmaningtyas kepada CNN Indonesia, Jumat (9/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari survei yang dilakukan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration tahun 2010 menyebutkan, dari 66 juta perjalanan hanya 27 persen atau sekitar 17,8 juta perjalanan yang menggunakan angkutan umum. Jumlah ini diprediksi turun menjadi 22 persen dari 72 juta perjalanan pada tahun 2020.
Penurunan bakal terjadi jika tidak ada langkah terobosan yang dilakukan pemerintah. Padahal, lanjut Darmaningtyas, ditargetkan tahun 2030 pengguna kendaraan umum mencapai angka 60 persen dari jumlah total perjalanan.
Tambah Armada Transjakarta
Untuk itu, kata Ahok, tahun 2015 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah berupaya mendatangkan lebih banyak bus. Hal ini juga merupakan kompensasi dari berbagai aturan pelarangan kendaraan bermotor melintas di jalan protokol ibukota.
"Saya tekankan jumlah bus mesti nambah, bus juga mesti bagus supaya orang punya alternatif," ujar Ahok.
Ahok tidak secara spesifik menyebutkan jumlah bus yang akan didatangkan tahun ini. Dia hanya menjelaskan, akan menyerahkan mekanisme pengadaan pada operator bus Transjakarta dan swasta "Pengadaannya oleh swasta, 1.000-2.000 bus juga bisa lewat operator," katanya.
Disampaikan Ahok, saat ini beberapa bus milik sejumlah perusahaan masih dalam tahap uji coba di Kementerian Perhubungan. Salah satunya merupakan produksi pabrikan Eropa, Mercedez Benz. Dia berharap proses pengadaan bus dapat berlangsung cepat dan tanpa kendala.
(rdk/sip)