Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan segera memulai proses pembacaan
Flight Data Recorder (FDR) dan
Cockpit Voice Recorder (CVR) milik AirAsia QZ8501. Pembacaan terhadap data dalam kedua bagian kotak hitam itu dapat dilakukan setelah pengunduhan data dirampungkan oleh tim investigasi.
"Seminggu ke depan baru
download data. Mungkin ada kawan yang membuat transkripsi. Transkripsi itu tentang ucapan-ucapan yang ada di kokpit pesawat," ujar Ketua Investigator Musibah QZ8501 dari KNKT Mardjono Siswosuwarno di Kompleks DPR RI, Selasa (13/1).
Mardjono mengatakan, dalam proses penyelidikan kotak hitam, pembuatan grafik data hasil transkrip adalah tahap yang membutuhkan waktu paling lama. Sementara untuk proses pengunduhan data diperkirakan hanya memakan waktu sekitar 40 menit bagi tim investigasi yang bertugas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling lama adalah membuat grafik data-data penerbangan yang berisi ratusan parameter penerbangan. Sehingga kami dapat menggambarkan bagaimana kondisi penerbangan," kata Mardjono.
Setelah dilakukan transkrip dan pembuatan grafik, dilanjutkan ke tahap analisis data oleh tim investigasi. Selama proses penyelidikan berjalan, KNKT akan melibatkan BEA—KNKT Perancis—untuk mendiskusikan isi dalam kotak hitam.
Setiap tahap akan dilakukan di Kantor KNKT yang terletak di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta. "Keterlibatan wakil negara Perancis dari BEA dalam hal berdiskusi, argumentasi, soal makna pembacaan blackbox. Tapi kami diskusikan secara kolegial karena sumber datanya satu," kata Mardjono.
FDR milik AirAsia QZ8501 telah diangkat dari dasar laut pada Senin lalu (12/1) oleh tim operasi gabungan evakuasi. Saat ini, salah satu bagian kotak hitam tersebut telah berada di Kantor KNKT, Jakarta.
Sedangkan hingga Selasa siang (13/1) belum ada konfirmasi pengangkatan CVR yang juga sudah terdeteksi lokasinya di bawah perairan Selat Karimata. Jika CVR diangkat, KNKT akan melakukan pengecekan terhadap serial dan pelat nomor benda tersebut.
Jika serial dan nomor pelat sesuai dengan yang dimiliki AirAsia QZ8501, KNKT akan langsung membawa CVR ke Jakarta untuk diselidiki.
(rdk/obs)