Jakarta, CNN Indonesia -- Kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Kamis malam (15/1), ramai oleh kedatangan para petinggi partai politik Koalisi Indonesia Hebat. Kunjungan mereka bertepatan dengan baru ditetapkannya mantan ajudan Megawati, Komjen Pol Budi Gunawan, sebagai Kapolri oleh DPR –terlepas dari statusnya sebagai tersangka KPK.
Tak hanya riuh oleh para tokoh parpol, rumah Mega juga “dijaga” oleh para awak media yang ingin mengetahui isi pertemuan para petinggi koalisi pendukung Jokowi itu. Melihat rasa penasaran media terhadap apa yang terjadi di rumah Mega, pejabat PDIP pun berkomentar.
“Di sini bukan tempat
fit and proper test (calon Kapolri). Itu sudah dilakukan di DPR,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan di kediaman Mega, Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, tetap saja awak media memantau kesibukan di rumah Presiden RI kelima itu. Malam Jumat kemarin di kediaman Mega memang terasa istimewa. Berturut-turut datang ke sana Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Hanura Wiranto. Tak ketinggalan putri Megawati, Puan Maharani yang kini menjadi salah satu menteri Jokowi, hadir di rumah ibundanya.
Sekilas pandang, pertemuan tersebut seperti konsolidasi partai-partai Koalisi Indonesia Hebat. Tak aneh, sebab Kapolri yang mereka dukung, Budi Gunawan, mendapat penolakan hebat dari publik. Para relawan Jokowi bahkan ikut memprotes dan meminta KPK segera mengusut tuntas kasus rekening gendut Budi. (Baca
Relawan Dua Jari Ultimatum Jokowi: Batalkan Budi Gunawan)
“Ini silaturahmi biasa,” kata Hasto. Menurutnya, para petinggi partai itu datang untuk mengucapkan selamat atas hari jadi PDIP. Apalagi Wiranto tak sempat hadir pada peringatan ulang tahun ke-42 PDIP di kantor Dewan Pimpinan Pusat partai itu di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Meski demikian, akhirnya Hasto membenarkan bahwa soal Budi Gunawan juga disinggung dalam percakapan Mega, Paloh, Muhaimin, dan Wiranto. Menurut Hasto, mereka semua solid mendukung pilihan Jokowi yang telah mencalonkan Budi Gunawan.
Soal Kapolri bukan satu-satunya yang diperbincangkan. Petinggi Koalisi Indonesia Hebat itu juga berembuk soal nama-nama yang dianggap layak untuk ditempatkan pada Dewan Pertimbangan Presiden. Rupanya KIH kini hendak semakin aktif bergerak di lingkungan Istana.
“Ini (Dewan Pertimbangan Presiden) memang sepenuhnya hak prerogatif Presiden. Kami hanya mengumpulkan nama-nama yang masuk kategori negarawan,” ujar Hasto.
Ia menjamin tak ada nama Megawati, Paloh, Muhaimin, Wiranto, maupun petinggi PPP pro-KIH Romahurmuziy di daftar calon Dewan Pertimbangan Presiden. (Baca
Refly Harun: Dewan Pertimbangan Presiden Harus Diisi 4 Hari Lagi)
Tak diragukan lagi, Koalisi Indonesia Hebat tak hendak melepas Jokowi bekerja “sendirian.”
(agk)