AKSI TEROR

Kabur ke Kediri, Anak Buah Teroris Santoso Ditembak Mati

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Jumat, 16 Jan 2015 17:57 WIB
Kelompok Santoso terus terdesak di wilayah basis mereka di Poso. Mereka sempat kabur ke Bima dan ke Kediri. Ronny ditembak karena melawan petugas.
Sejumlah anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri menggeledah rumah terduga jaringan Teroris ISIS di kecamatan Palu Utara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/9). (Antara/Zainuddin MN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menembak mati Ronny, seorang terduga teroris anggota jaringan Santoso, Jumat (16/1) di Kediri, Jawa Timur. Pria bernama lain Joko Alias Muas alias Mas Tato ini ditembak lantaran melawan saat hendak ditangkap.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Komisaris Besar Agus Rianto, Densus bergerak sekitar pukul 09.05 WIB dengan didukung oleh Polda Jawa Timur. Ronny ditangkap di depan rumah tetangganya di Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Namun, saat hendak diamankan, Ronny berusaha melawan dengan melepaskan tembakan terhadap anggota kepolisian. "Sempat terjadi kontak senjata. Akibat peristiwa itu Ronny meninggal dunia," kata Agus di Mabes Polri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas mengamankan pistol jenis Browning kaliber 9 mm berikut enam butir peluru yang belum terpakai. Selain itu, polisi juga menemukan tiba butir selongsong kaliber 9 mm di lokasi.

Selongsong ini menurut Agus jadi bukti bahwa bahwa Ronny melepaskan tembakan ke arah petugas saat hendak ditangkap.

Ronny ditengarai terlibat dalam pembunuhan dua anggota Polres Poso bernama Brigadir Andi Sapa dan Aiptu Sudirman di Tamajenka tahun lalu. Selain itu, ia juga diduga menjadi eksekutor penembakan Brigadir M Yamin di Bima dan mengetahui rencana penembakan Kapolsek Ambalawi Ajun Komisaris Abdul Salam.

Ronny meminjamkan senjata api miliknya kepada pelaku penembakan yang kini sudah ditangkap. Ronny diketahui pernah mengikuti pelatihan militer bersama kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.

Masuk Kediri

Anggota kelompok teroris Santoso yang selama ini berbasis di Poso ini masuk ke Kediri karena merasa terdesak. Pasalnya petugas terus memburu kelompok ini.

"Polisi terus melakukan operasi di Poso. Karena itu mereka pindah ke Bima dan baru beberapa hari ini masuk ke Kediri," ujar Agus.

Kepolisian memang berulang kali menangkap terduga anggota kelompok teroris Santoso belakangan ini.

Terakhir, tim Densus 88 menangkap tujuh terduga teroris di berbagai tempat. Salah satu dari terduga teroris ini adalah Imran alias Legenda. Ia ditangkap tanpa perlawanan di kediamannya di Desa Tabalu, Kecamatan Mapane, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (12/1).

Imran diduga pernah menyembunyikan Santoso di Poso. Karena itu, penangkapan Imran bisa jadi kunci untuk menangkap pemimpin jaringan teroris itu.

Santoso adalah pemimpin penyerbuan dan pembunuhan terhadap tiga polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011. Selain itu Santoso melakukan delapan kali penyerangan kepada polisi pada 2012 dan menjadi aktor aksi bom bunuh diri di Polres Poso pada 3 Juni 2013. Anggota kelompok teroris ini juga sempat menyebar ke Pulau Jawa, khususnya Jakarta.

Santoso selalu diklaim Polri sebagai pemimpin kelompok teroris yang anggotanya telah ditangkap. Nama Santoso adalah satu dari tujuh buronan teror yang paling dicari pada tahun 2011. Santoso dikenal juga dengan nama Santo dan Abu Wardah (sur/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER