Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam pemaparannya di Komisi V DPR, Selasa (20/1), menyatakan pesawat AirAsia QZ8501 diduga naik dengan kecepatan tinggi di atas batas normal, sebelum akhirnya jatuh dengan kecepatan yang juga sangat tinggi.
Menurut Jonan, QZ8501 tiba-tiba naik dengan kecepatan semakin tinggi, mulai dari 1.400 kaki per menit, 1.700 kaki per menit, 6.000 kaki per menit, hingga akhirnya 11.100 kaki per menit. Pesawat lalu berhenti pada ketinggian 36.700 kaki, dan terjun bebas dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya tak terdeteksi radar. (Baca selengkapnya:
Kronologi Jatuhnya AirAsia QZ8501 Menurut Ignasius Jonan)
Pakar penerbangan Chappy Hakim di Jakarta, Rabu (21/1), menyatakan penumpang pesawat bisa mati di udara jika pesawat jatuh dengan kecepatan tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Semisal pesawat
kehilangan daya angkat atau
stall dalam ketinggian cukup tinggi, dia akan jatuh atau
dive. Istilahnya
spiral dive. Kalau jatuh dengan kecepatan tinggi, bisa sampai nol sekian mach, orang (penumpang) sudah mati dulu sebelum pesawat menyentuh permukaan laut, sebab semua darah naik ke kepala,” kata Chappy.
Stall ialah kondisi ketika pesawat kehilangan daya untuk terbang akibat aliran udara pada sayap terlalu lambat.
Stall pernah menimpa pesawat Air France yang terbang dari Rio de Jenairo, Brasil, ke Paris, Perancis. Pesawat itu jatuh ke laut dari ketinggian 38 ribu kaki dalam empat menit.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana meminta semua pihak untuk menunggu hasil investigasi resmi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Jangan berspekulasi ke mana-mana, sebab bisa membuat tidak fokus pada penyelesaian dan identifikasi masalah,” kata dia kepada CNN Indonesia.
Menurut Yudi, sesungguhnya pemaparan Jonan soal jatuhnya AirAsia QZ8501 kurang tepat dikemukakan saat investigasi KNKT belum dirilis. “Seharusnya satu pintu dari KNKT. Jonan sebaiknya berkoordinasi dengan KNKT sehingga kita tahu validitas data yang ia paparkan,” kata politikus PKS itu.
KNKT berencana untuk menyampaikan laporan awal investigasi QZ8501 pekan depan, Rabu (28/1), namun tidak untuk dipublikasikan. Laporan baru akan dirilis untuk umum dan
dipampang langsung di situs mereka apabila seluruh penyelidikan telah rampung.
(agk)