Kasus Timbal, Menkes Bahas Bersama Kementerian Lingkungan

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Rabu, 04 Feb 2015 01:14 WIB
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk bahas pencemaran Timbal.
KPBB bersama dengan belasan warga dari Desa Cinangka, Bogor, mendatangi kantor Kemenkes di Jakarta, Jumat (30/1) untuk menuntut janji rehabilitasi kesehatan terhadap korban pencemaran timbel yang dikeluarkan oleh pabrik peleburan aki. (CNN Indonesia/ Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mencari penyelesaian ihwal pencemaran timbal di Desa Cinangka, Bogor, Jawa Barat.

"Tentu akan dibicarakan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Seharusnya dilakukan analisis dampak lingkungan oleh kementerian tersebut," kata Nila saat ditemui usai pelantikan Pimpinan Saka Bhakti Husada Tingkat Nasional di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (3/1).

Nila mengaku masih mempelajari data mengenai kasus pencemaran timbal yang dilaporkan oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPPB), pada Jumat (30/1) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya harus teliti dulu karena saya baru dapat laporannya. Saya menunggu semua data dari mereka untuk diberikan pada kami, juga dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)," ujar Nila.

Lebih jauh lagi, Nila mengatakan anak yang terpapar limbah timbal sudah pasti mengalami kecacatan. Dari pihak Kemenkes bisa membantu perawatan. Namun, dia menilai pencegahan lebih baik dari sekadar pengobatan.

"Anak-anak Cinangka bisa ditolong. Mereka, kan, masuk dalam program Kartu Indonesia Sehat," kata dia.

Sebelumnya, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) bersama beberapa warga korban pencemaran timbel dari pabrik peleburan aki di Bogor mendatangi kantor Kemenkes pada Jumat (30/1) siang untuk melaporkan pencemaran tersebut.

Mereka mengatakan banyak warga yang memiliki anak yang mengalami keterbelakangan mental dan pertumbuhan fisik yang tidak seimbang.

Penemuan pencemaran timbal atas warga desa Cinangka ditemukan KPBB sejak 2010. Saat itu, KPBB mengetes 40 siswa di tiga sekolah dasar negeri di Cinangka.

Hasil menunjukkan kadar timbal di dalam darah anak-anak tersebut berkisar 16, 2 hingga 60 mikrogram per desiliter atau sekitar 36,6 ug per dl. Padahal, standar normal timbal dalam tubuh manusia menurut badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maksimal 10 ug per dl.

Menurut Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin, Desa Cinangka tercemar oleh timbal yang diemisikan dari pabrik peleburan aki bekas. Peleburan ini kemudian menghasilkan racun timbal yang menyebar melalui udara dan mengendap di tanah.
(utd/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER