Anis: Malaysia Harus Tarik Iklan 'Fire Your Indonesian Maid'

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Rabu, 04 Feb 2015 12:34 WIB
Kata 'Indonesian' di iklan itu digarisbawahi, memicu kemarahan Migrant Care. "Kok sentimen? Di Malaysia juga ada pekerja Filipina, Sri Lanka, India."
Para TKI dari Malaysia tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 23 Desember 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga advokasi dan pemerhati buruh migran Indonesia, Migrant Care, menuntut pemerintah Malaysia menelusuri pelanggaran hukum atas perusahaan pembuat iklan “Fire Your Indonesian Maid.” Iklan tersebut dinilai menghina tenaga kerja Indonesia.

“Pembantu rumah tangga asal Indonesia dianggap sama seperti barang, seperti vacuum cleaner atau pembersih debu. Itu tak hanya merendahkan martabat bangsa Indonesia, tapi manusia secara umum,” kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, kepada CNN Indonesia, Rabu (4/2).

Iklan bertuliskan “Fire Your Indonesian Maid NOW!” dikeluarkan oleh perusahaan yang menawarkan produk robot pembersih di Malaysia. Kata ‘Indonesian’ dalam kalimat iklan tersebut terlihat diberi garis bawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Migrant Care pun mempertanyakan motif perusahaan pembuat iklan. “Kenapa kata ‘Indonesian’ digarisbawahi? Di Malaysia juga ada pekerja asal Filipina, Sri Lanka, India, tapi kenapa mereka spesifik menyebut Indonesia? Kenapa sentimen dengan Indonesia?” ujar Anis.

Ia berharap Presiden Joko Widodo mengangkat persoalan iklan kontroversial tersebut dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Abdul Razak di Malaysia, esok Kamis (5/2).

“Iklan tersebut rasis, dan harus segera ditarik. Telusuri pula pelanggaran hukumnya. Berikan sanksi hukum bagi perusahaan terkait, tak cukup sanksi moril,” kata Anis.

Ia menekankan, perlindungan terhadap TKI harus menjadi agenda diplomasi utama RI di Negeri Jiran. Pemerintah baru di bawah Jokowi harus memperhatikan persoalan buruh migran secara makro.

Sementara Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno seperti dilansir media Malaysia, The Star Online, menyatakan persoalan TKI memang masuk dalam agenda pembahasan Jokowi bersama PM Malaysia Mohammad Najib Abdul Razak.

“Indonesia berniat mengurangi jumlah pembantu rumah tangga di Malaysia karena sulit bagi kami untuk memantau mereka,” kata Herman.

Menurut Herman, Indonesia ke depannya ingin mengirim tenaga kerja profesional saja untuk ditempatkan di sektor manufaktur dan pertanian. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER