Jakarta, CNN Indonesia -- Hasto Kristiyanto membeberkan pertemuannya dengan Abraham Samad yang terjadi sekitar enam kali di hadapan anggota Komisi III DPR RI pada Rabu (4/2). Di hadapan anggota dewan Hasto menyebutkan penetapan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK sarat akan muatan politik.
Hasto tidak menjelaskan apakah ada keterlibatan Abraham Samad dalam penetapan tersebut. Namun dia meyakini memang ada motif yang menjadi faktor penting.
"Saya menyebut ada motif yang ingin menjadi faktor penting (dalam penetapan tersangka BG)," kata Hasto ketika ditemui setelah pertemuan dengan Komisi III selesai.
Dia pun meminta semua pihak untuk mencoba mencermati kembali pengumuman tersangka yang menurutnya ada luapan emosi di dalamnya. Bahkan dia berani mengatakan ada dendam politik yang terpancar saat Abraham Samad dan Bambang Widjojanto mengumumkan Budi Gunawan sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menangkap betul adanya dendam politik yang ditunjukkan dan saya rasakan," lanjut Hasto.
Dendam politik yang Hasto singgung tersebut berkaitan dengan pertemuan dirinya dengan Abraham Samad yang terjadi pada 19 Mei 2014 di kediaman Abraham Samad. Saat itu Hasto dan beberapa orang mendatangi Samad untuk mengatakan yang menjadi Cawapres mendampingi Joko Widodo adalah Jusuf Kalla.
"Pada saat saya mengatakan hal tersebut Samad menjawab 'Saya sudah tahu dan penyebabnya adalah Budi Gunawan. Saya tahu karena saya melakukan penyadapan'," ujar Hasto meniru ucapan Samad.
Hasto mengungkapkan terjadi sekitar enam kali pertemuan antara Abraham Samad dan Hasto serta beberapa orang lain. Pertemuan tersebut, kata Hasto merupakan inisiatif dari Samad dan bukannya PDI-P. Dalam pertemuan tersebut Samad banyak dibicarakan soal keinginannya untuk menjadi Cawapres mendampingi Jokowi.
Namun Hasto memastikan PDI-P tidak pernah menjanjikan Abraham Samad akan menjadi pendamping Jokowi dan pada akhirnya Jokowi memilih Jusuf Kalla sebagai pendampingnya.
(sip)