Siapa Berani Isi Kursi Panas Kapolri?

Hafizd Mukti & Christie Stefanie | CNN Indonesia
Jumat, 06 Feb 2015 11:39 WIB
Empat kandidat baru Kapolri yang disiapkan Komisi Kepolisian Nasional mulai disorot banyak kalangan. Apakah Jokowi akan memilih salah satu di antara mereka?
Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/1). Badrodin menjadi salah satu calon baru Kapolri yang disiapkan Kompolnas. (CNN Indonesia/Rinaldy Sofwan Fakhrana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polemik pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia masih bergulir. Mulai sejak dia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, namun kemudian disetujui oleh DPR sebagai Kapolri, hingga saat ini belum ada kejelasan soal bakal atau batal dilantiknya dia oleh Presiden Jokowi sebagai Kapolri.

Tak berhenti di situ, Komisi Kepolisian Nasional saat ini telah menyiapkan empat nama baru calon Kapolri yang siap diajukan ke Presiden kapapun diminta. Nama-nama ini disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan batalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Melihat dinamika tersebut, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengimbau agar masyarakat dapat bersabar dan memberikan kepercayaan penuh kepada Presiden Jokowi dalam mengambil keputusan soal Kapolri. Imbauan itu disampaikan Zulkifli melihat banyaknya masukan yang diterima oleh Jokowi sehingga Presiden harus mempertimbangkan masak-masak opsi mana yang akan dipilih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami percayakan kepada Presiden. Beliau kan sudah banyak menerima masukan seperti dari DPR, Tim 9, mantan Presiden RI Habibie," kata Zulkifli.

Politikus PAN itu menilai Presiden Jokowi saat ini tengah menunggu waktu tepat untuk menyampaikan keputusan formalnya. "Presiden pasti punya kesimpulan di momentum yang tepat," ujarnya.

Sementara Wakil Ketua Fraksi Nasdem Johnny G. Plate menilai wajar langkah Kompolnas menyiapkan calon-calon baru Kapolri, karena toh lembaga itu pasti akan diminta rekomendasinya oleh Jokowi jika dia batal melantik Budi Gunawan.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Arsul Sani menyatakan Kompolnas harus memperhatikan sejumlah faktor dalam menentukan calon-calon Kapolri, misalnya dalam hal kepangkatan, juga rekam jejak bersih yang dinyatakan oleh beberapa institusi terkait seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Kejaksaan Agung, serta Komnas HAM.

"Jadi ketika nama-nama itu dibawa ke Presiden, sudah clear dan  lengkap. Kemudian di DPR tinggal melihat visi misi (calon Kapolri) saja. Tidak melacak rekam jejak mereka lagi, supaya tidak melakukan pengulangan, supaya efisien," kata Arsul.

Empat nama yang dicalonkan oleh Kompolnas sebagai Kapolri adalah Wakil Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Budi Waseso,  Inspektorat Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Putut Bayuseno.

Kenaikan pangkat Budi Waseso

Kemarin Kamis (5/2), Kabareskrim Budi Waseso naik pangkat dari Inspektur Jenderal (bintang dua) menjadi Komisaris Jenderal (bintang tiga). Arsul Sani menilai kenaikan pangkat Budi Waseso sama seperti yang pernah diterapkan kepada Timur Pradopo, yakni menyesuaikan dengan jabatan, dan bisa jadi itu memuluskan langkah sang jenderal menuju kursi Kapolri.

"Siapapun (calon Kapolri), kan syaratnya bintang tiga. Dulu Pak Timur juga begitu, dari bintang dua naik ke bintang tiga, masuk Baharkam kemudian jadi Kapolri," kata Arsul. (Baca Budi Waseso Naik Pangkat, Tjahjo: Seperti Timur Pradopo).

Sementara politikus senior Akbar Tandjung menilai Budi Waseso layak mendapat bintang tiga. "Beliau mendapatkan posisi sebagai Bareskrim. Itu bukti beliau memiliki karier yang cukup untuk menduduki jabatan berbintang tiga itu," tutur Akbar.

Budi Waseso sendiri menyatakan siap diajukan menjadi calon Kapolri. “Prinsipnya, apapun amanah yang diberikan negara, prajurit Polri harus siap,” kata Budi yang baru 18 hari menjabat sebagai Kabareskrim.

Karier Budi Waseso di Kepolisian cukup cemerlang. Kariernya menanjak sejak menjabat sebagai Widyaiswara Utama Staf Pimpinan Polri pada 2013, berlanjut menjadi Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri pada 2014. Hal inilah yang disebut-sebut menjadi alasan kuat terpilihnya Budi Waseso sebagai Kabareskrim.

Pada 2012, Budi Waseso sempat menjabat sebagai Kapolda Gorontalo. Saat itu Budi mulai dikenal sebagai sosok polisi yang tegas karena berani menindak kasus korupsi yang melibatkan Gubernur Gorontalo Ruslie Habibie.

Dua tahun sebelumnya, Budi yang saat itu menjabat Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri pun sempat ramai menjadi bahan pemberitaan karena kasus penangkapan Komisaris Jenderal Susno Duadji di Bandara Soekarno-Hatta terkait perkara korupsi. Susno ditangkap atas campur tangan Budi Waseso.

Budi yang lulusan Akademi Kepolisian tahun 1985 itu juga sempat menjabat Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah pada 2009. (pit/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER