Jakarta, CNN Indonesia -- Hujan yang terjadi selama dua hari tanpa henti diprediksi akan mengarah pada banjir besar di ibu kota. Meski genangan air di beberapa wilayah sempat berkurang semalam, hujan deras yang kembali mengguyur Jakarta pagi ini mengubah prediksi tersebut.
"Sesungguhnya titik banjir sudah berkurang semalam. Tapi sekarang sedang kami hitung ulang karena hujan kembali deras," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada CNN Indonesia, Selasa (10/2).
BNPB pun kini tengah mendata kemungkinan pengungsi yang ada di wilayah Jabodetabek. Jika hujan dengan intensitas sedang sampai besar tak juga berhenti bahkan merata di seluruh wilayah Jabodetabek, BNPB memprediksi ada sekitar 7.000 jiwa yang harus mengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang melakukan pendataan. Di Jakarta Timur saja ada sekitar 3.000 jiwa. Kalau dihitung berdasarkan semua daerah yang diprediksi kena banjir, maka kemungkinan pengungsi sekitar 7 ribu jiwa," ujar Sutopo.
BNPB pun menerima laporan jika pintu air Muara Angke dan pintu air Karet telah mencapai level siaga I. Sementara pintu air Katulampa di Bogor hingga saat ini dalam ketinggian normal karena intensitas hujan di wilayah itu tak terlalu besar.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kawasan Jakarta dan sekitarnya akan menerima hujan yang lebih deras hari ini. "Prediksi kami akan terjadi terus sampai malam," kata Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko.
Hujan lebat terjadi karena interaksi cukup kuat antara atmosfer dan lautan di Samudra Hindia menghasilkan fenomena Dipole Mode, yakni tanda-tanda atau gejala memanasnya suhu permukaan laut dari kondisi normal di sepanjang ekuator Samudra Hindia.
Meski hujan rutin terjadi di musimnya, Hary menyatakan Jakarta perlu waspada sebab kota ini memiliki kontur tanah yang rendah dan drainase yang buruk..
(pit/agk)