Di Istana, Ahok Laporkan Pemadaman Listrik oleh PLN ke Jokowi

Resty Armenia | CNN Indonesia
Selasa, 10 Feb 2015 12:14 WIB
Pemadaman listrik di Waduk Pluit, Jakarta Utara, membuat pompa waduk yang berfungsi untuk mengurangi volume banjir jadi tak bisa digunakan. Ahok pun marah.
Ahok saat dilantik menjadi Gubernur Jakarta di Istana Negara oleh Presiden Jokowi, 19 November 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/2). Di sana, ia mengadukan pemadaman listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di tengah banjir Jakarta.

Menurut Ahok, pemadaman listrik oleh PLN menghambat pemompaan waduk, terutama di wilayah Jakarta Utara. “Saya bilang ke Pak Presiden supaya seluruh pompa yang di (Jakarta) Utara harus nyala listriknya. Enggak boleh putus,” ujar Ahok.

Banjir di Jakarta Utara, kata Ahok, salah satunya akibat turut dipadamkannya listrik untuk pompa Waduk Pluit di wilayah itu. Padahal pompa waduk tersebut berfungsi untuk mengurangi volume banjir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu Ahok meminta Jokowi menegur langsung PLN. "Cuma gara-gara Waduk Pluit saja. Kalau dibiarkan 4-5 jam enggak dipompa, waduknya kan penuh. Kalau (setelah 5 jam) dipompa, enggak keburu. Turunnya cuma beberapa cm,” kata Ahok.

Ahok mengatakan ketika pertama kali diumumkan volume air Waduk Pluit mencapai 1 meter, PLN telah memadamkan listrik. "PLN mengatakan jam 11.00 WIB. Oke, saya enggak mau berdebat soal jam. Tapi akhirnya (volume air) naik. Begitu naik 1,4 meter lebih, saya minta dihidupkan," ujar dia.

"Waktu air naik, akhirnya kan enggak bisa ke laut, baik ke selatan atau utara, tinggi dong. Kalau air itu kan musti rata, buangnya kemana? Buang ke barat dan timur. Makanya volume air di rumah orang itu tinggi, karena barat dan timur enggak bisa buang, karena enggak ada pompa. Pompanya mau bangun juga dua tahun. Itu yang terjadi,” ujar Ahok.

Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menaikkan volume air waduk menjadi 2,5 meter. "Kalau sudah naik begitu, enggak mungkin lagi kerendam. Asal waduk ini dikasih kesempatan untuk dikeringkan. Isi waduk itu dikosongkan dulu, supaya sempat menampung air datang, dia pompa," ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan tidak mau lagi meributkan masalah itu dengan PLN. Ia kini berniat memasang genset.

“Tadi saya juga bilang Pak Presiden, Istana pernah enggak mati lampu? Enggak. Istana standby kan. Harusnya PLN memberlakukan itu juga ke Waduk Pluit dan semua pompa yang di utara, Itu yang saya minta sama Pak Presiden," kata Ahok.

Menurut Ahok, air yang datang dari selatan Jakarta ke utara menyebabkan permukaan laut menjadi tinggi. "Ini tempayan kita, baskom kita orang Jakarta ini. Mau hujan kek, mau kiriman apapun, itu tergantung pompa yang ada di utara," ujar dia.

Ahok berharap Jakarta tidak lagi dikepung banjir meski diguyur hujan lebat. Pasalnya, banjir pun mengganggu aktivitas perekonomian.

Sebelumnya Manajer Komunikasi Hukum dan Administrasi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Koesdianto, menyatakan pemadaman aliran listrik yang mengaliri fasilitas pompa pengontrol banjir di Waduk Pluit dilakukan karena PLN perlu mengubah pasokan listrik untuk mengisolasi jaringan di gardu-gardu listrik yang terendam banjir.

Namun Ahok marah karena tak berfungsinya pompa Waduk Pluit membuat sejumlah ruas jalan di pusat Jakarta, seperti di MH Thamrin dan Medan Merdeka, jadi terendam banjir. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER