Jakarta, CNN Indonesia -- Hingga Selasa (10/2) siang ini masih ada beberapa wilayah di DKI Jakarta yang terendam banjir dan menyebabkan warga mengungsi. Ironisnya, di beberapa lokasi pengungsian, sampai berita ini diturunkan, belum ada bantuan mengalir bagi warga.
Saidah (29), seorang warga Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, mengatakan belum ada bantuan yang diberikan kepada warga di sekitar rumahnya. Padahal, hingga siang pukul 13.00 WIB, ketinggian air yang merendam daerah rumahnya belum kunjung surut dan cenderung semakin meningkat.
"Ketinggian air sekitar satu meter dan air juga masih terus naik. Di dalam rumah, (ketinggian air) sudah setinggi lutut orang dewasa. Belum ada posko bantuan atau sumbangan makanan, obat-obatan dari pemerintah," ujar Saidah ketika dihubungi CNN Indonesia, Selasa (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga menimpa warga yang menetap di wilayah Kemang, Jakarta Selatan. Walaupun hujan mulai berhenti turun, namun ketinggian air yang menggenangi daerah tersebut belum kunjung turun sejak Senin (9/2) malam lalu.
"Ketinggian air di depan rumah masih setinggi dengkul orang dewasa, tapi mungkin di wilayah Kemang lain masih se-dada ya," ujar Rizka Zulfikar (23), salah satu warga Kemang Selatan kepada CNN Indonesia.
Berdasarkan data dari BPBD DKI Jakarta, sebanyak 5.986 jiwa mengungsi di 14 titik pengungsian akibat banjir yang terus meningkat. Pengungsi berasal dari wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Pengungsi di Jakarta Utara mencapai 2.518 jiwa. Khusus untuk wilayah Jakarta Selatan masih belum terdata jumlah pengungsinya. Sementara itu, sebanyak 15.517 jiwa di 33 kecamatan, 97 kelurahan dan 307 RT terkena imbas banjir.
Akibat banjir tersebut, warga di sekitar rumahnya, saat ini sangat membutuhkan bantuan berupa makanan, minuman, dan obat-obatan. Menurut Saidah, sejak beberapa tahun lalu tidak pernah ada bantuan yang diberikan Pemerintah Daerah DKI Jakarta terhadap penghuni wilayah Kapuk Muara setiap banjir tiba.
"Dari kemarin belum ada bantuan sama sekali. Padahal, badan kami sudah mulai gatal-gatal juga disini. Makan dan minuman juga kami butuh. Pemerintah ini tidak pernah membantu kami selama ini," ujar Saidah melanjutkan.
Sementara itu, Rizka mengatakan tidak adanya bantuan yang datang membuat warga berinisiatif untuk membuka dapur umum bagi para korban banjir di sana akibat masih tingginya permukaan air. Saat ini, ujarnya, bantuan makanan sangat dibutuhkan oleh warga di sekitar rumahnya.
"Makanan yang dibutuhkan. Walaupun air mulai surut tapi beberapa rumah masih terendam banjir cukup tinggi," ujar Rizka melanjutkan.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, cuaca di wilayah Jakarta Selatan saat ini sudah mulai cerah. Namun, masih terdapat beberapa titik genangan dan banjir yang dapat ditemui di beberapa wilayah di Ibukota. Akibat banjir, armada TransJakarta juga berhenti beroperasi di tujuh koridor utamanya.
(utd)