Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Haryono Umar menilai teror dan ancaman pada penyidik atau pimpinan adalah hal lumrah. Sejak dulu teror baik yang nyata maupun tak nyata kerap diterima.
"Dulu bahkan pernah penyidik kami cedera kakinya, patah ditabrak," kata Haryono kepada CNN Indonesia Kamis (12/2).
Teror tak hanya menyasar penyidik atau pimpinan, tapi juga pegawai KPK. "Itu sudah biasa," ujar Haryono yang kini menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa kasus, keluarga penyidik juga mendapat teror di rumah. Misalnya ada orang tak dikenal melempari rumah atau melempar sesuatu ke halaman. Meski sudah siap dengan risiko teror, keluarga tentu cukup terganggu.
Soal ancaman yang pernah diterimanya, Haryono kerap menerima telepon atau SMS bernada ancaman. Namun karena sudah terbiasa, Haryono mengabaikan saja teror dan ancaman tersebut.
Ancaman berupa santet atau ilmu hitam pun pernah beberapa kali diterima pegawai lembaga antirasuah. Mereka menemukan benda-benda aneh yang dindikasikan bagian dari praktik ilmu hitam di gedung maupun di halaman gedung KPK.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan adanya ancaman teror yang diterima pegawai dan penyidik KPK. Ancaman yang diterima bahkan sampai pada ancaman pembunuhan. Keluarga pegawai dan penyidik menurut Bambang juga turut mendapat ancaman.
"Stadium ancaman sangat eskalatif karena menyangkut nyawa. Ancaman serius itu bukan hanya menimpa staf dan karyawan, tapi sudah melebar ke keluarga," ujar Bambang.
Adanya ancaman ini sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. KPK juga sudah menjalin komunikasi dengan lembaga tinggi, Polri, Tim 9, dan Komnas HAM terkait teror itu.
(sur/agk)