Badan Anti-Teror Diminta Telusuri Ancaman ke KPK

Suriyanto | CNN Indonesia
Kamis, 12 Feb 2015 15:34 WIB
Ketua Tim 9 Syafii Maarif sudah mendapat laporan teror dari KPK dan langsung menghubungi Badan Nasional Penanggulangan Teror
Sejumlah akivis masyarakat sipil anti korupsi menyelenggarakan "Panggung Rakyat Anti Korupsi" di gedung KPK, Jakarta, Sabtu, 31 Januari 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim 9 Syafii Maarif meminta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk mewaspadai berbagai ancaman teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Tujuannya bukan hanya untuk menyelamatkan KPK, namun juga menyelamatkan Polri.

Syafii mengaku mendengar adanya ancaman teror itu langsung dari salah seorang Direktur KPK. "Tadi pagi saya didatangi salah seorang Direktur KPK untuk menjelaskan bahwa KPK saat ini sedang berada di bawah ancaman teror," kata Syafii kepada CNN Indonesia, Kamis (12/2).

Begitu mendengar bahwa KPK diancam, Syafii langsung menghubungi Kepala BNPT Saut Usman Nasution. "Saya kontak Kepala BNPT agar berbuat maksimal untuk menyelematkan Polri dan KPK," kata Syafii.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyelamatan dua lembaga penegak hukum itu, kata mantan Ketua PP Muhammdiyah ini, sangat penting untuk menyelamatkan masa depan bangsa ini.

Adanya ancaman teror pada penyidik KPK disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Menurutnya, ancaman teror sampai pada tahap ancaman pembunuhan. Bukan hanya penyidik yang diancam, keluarga unsur KPK pun mendapat ancaman teror.

"Stadium ancaman sangat eskalatif karena menyangkut nyawa. Ancaman serius itu bukan hanya menimpa staf dan karyawan, tapi sudah melebar ke keluarga," kata Bambang.

KPK telah menyampaikan soal teror tersebut kepada Presiden Joko Widodo. Kepala negara, menurut Bambang, berjanji bakal mengambil langkah lebih tegas untuk meminimalisasi ketegangan yang merundung lembaga antikorupsi itu.

Sementara itu mantan pimpinan KPK Haryono Umar menyatakan, ancaman teror pada pegawai, penyidik atau pimpinan lembaga antirasuah adalah hal lumrah. Sejak periode awal, ancaman teror kerap diterima.

Saat Haryono di KPK bahkan pernah ada penyidik yang cidera parah, kakinya patah karena ditabrak di jalan. "Ancaman teror itu sudah biasa sejak dulu," kata Haryono. (sur/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER