Selasa Malam, Keluarga Pegawai KPK Ditodong Pistol

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Jumat, 13 Feb 2015 07:25 WIB
Sang suami hendak menjemput istrinya yang bekerja di KPK. Namun sejak berangkat dari rumah, ia sudah merasa dikuntit. Setibanya di Gedung KPK, pistol menyambut.
Ilustrasi pistol. (Thinkstock/Alexei Novikov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Teror terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi bukan bualan. Hal itu dikemukakan oleh sumber CNN Indonesia di internal KPK. Teror terjadi pada Selasa malam (10/2), dan menimpa suami dari pegawai KPK.

Berdasarkan informasi yang dihimpun CNN Indonesia, peristiwa bermula saat sang suami hendak menjemput istrinya yang merupakan pegawai KPK. Si suami yang mengendarai mobil pribadi sudah merasakan keanehan sejak berangkat dari rumah. Ia merasa dikuntit oleh sepeda motor.

Motor yang membuntutinya bukan cuma satu, tapi dua. Benar saja, di tengah perjalanan, salah satu motor itu memepet mobil si suami karyawan KPK itu. Motor tersebut ditumpangi oleh dua orang. Namun pada insiden pertama itu, motor baru memepet mobil, belum sampai ada kejadian genting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami pegawai KPK itu tetap melanjutkan perjalanan dengan waswas. Setibanya di KPK pukul 21.00 WIB, mobil dia parkirkan di ruas jalan samping kanan kantor KPK. Suasana saat itu cukup sepi. Bahu jalan yang biasa digunakan sebagai lahan parkir mobil pun telah mulai lengang. Penerangan temaram, hanya mengandalkan pedar lampu merkuri.

Setelah memarkir mobil, suami karyawan KPK itu tak langsung turun dari mobilnya. Dia merasa ada yang janggal, terlebih sejak dipepet motor di tengah jalan. Lagi-lagi betul, saat itu tiba-tiba satu dari dua motor yang menguntitnya sudah ada persis di belakang mobil dia yang baru saja diparkir.

Titik kritis bermula di sini. Salah satu penumpang motor turun dan berjalan ke depan mobilnya. Terlihat ia dan rekannya yang berada di motor sama-sama berbadan tegap.

Suami karyawan KPK itu pun turun dari mobil, ingin bertanya ada apa gerangan. Namun tak disangka, orang yang berjalan ke depan mobilnya mendadak mengeluarkan sepucuk pistol dari pinggang, menodongkannya ke arah dia.

Sang suami yang hanya hendak menjemput istrinya pun lari tunggang-langgang ke petugas jaga di pos satpam KPK. “Pak, tolong! Saya mau dibunuh,” kata dia dengan panik sambil gemetar.

Sambil menjelaskan kronologi teror ke petugas jaga, sang suami tak sedetik pun melepas telepon selular. Ia juga memberitahukan ancaman itu kepada sang istri yang masih berada di dalam Gedung KPK.

Alhasil, KPK genting. Suasa malam itu seketika tegang. Seluruh karyawan KPK merasa terancam, bertanya-tanya siapa gerangan orang yang membawa-bawa pistol di sekitar gedung tempat mereka bekerja.

Keesokannya, Rabu malam (11/2), Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan ancaman itu kepada publik, meski tak secara detail.

“Stadium ancaman sangat eskalatif karena menyangkut nyawa. Ancaman serius itu bukan hanya menimpa staf dan karyawan, tapi sudah melebar ke keluarga," ujar Bambang.

KPK pun langsung menghubungi Presiden Jokowi, Polri, Tim 9, dan Komnas HAM terkait ancaman itu. Komnas HAM saat ini masih mengumpulkan data dan informasi dari saksi dan korban mengenai teror tersebut, menyusul pengaduan beberapa pegawai KPK mereka terkait teror yang menimpa mereka.

"Per Kamis kemarin (12/2), sudah ada empat pegawai KPK yang melapor ke  kami. Dari empat itu, satu orang punya data lebih lengkap. Dia diteror sekeluarga. Anak istrinya juga diteror. Ini beda dengan kasus pegawai yang suaminya ditodong pistol," kata Komisioner Komnas HAM Sandra Moniaga.

KPK kini menambah pengamanan dan kamera pengawas atau CCTV. Sedikitnya lima CCTV tambahan dipasang di area luar halaman Gedung KPK, salah satunya di pintu masuk samping KPK yang tak jauh dari lokasi penodongan. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER