BPOM Bekukan Izin Obat Buvanest Spinal dari Pasaran

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 14:58 WIB
Kepala BPOM Roy A. Sparringa memastikan pembekuan izin atas obat injeksi Buvanest Spinal Kalbe Farma setelah meninggalnya dua pasien RS Siloam.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Roy A. Sparringa, menunjukkan beberapa Obat Tradisional dengan Bahan Kimia Obat (OT-BKO) hasil temuan BPOM setelah konferensi pers di Kantor BPOM, Jakarta, Rabu (26/11). (CNN Indonesia/ Hanna A. Samosir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membekukan izin obat injeksi Buvanest Spinal produksi perusahaan farmasi PT Kalbe Farma menyusul meninggalnya dua pasien Rumah Sakit Siloam Karawaci Tangerang setelah mendapatkan suntikan anestesi obat tersebut pada Rabu (11/2).

Kepala BPOM Roy A. Sparringa mengatakan telah memerintahkan perusahaan Kalbe Farma dan distributornya untuk menarik obat tersebut dari peredaran baik di apotek, klinik atau rumah sakit di Indonesia.

"Kami sudah membekukan izin obat Buvanest Spinal sejak Minggu 15 Februari lalu," kata Roy kepada CNN Indonesia, Selasa (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, BPOM juga sudah memberitahukan kepada pihak terkait, termasuk Persatuan Dokter Spesialis Anestesiologis dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) untuk tidak menggunakan jenis obat tersebut.

Selain pembekuan izin, BPOM juga telah meminta PT Kalbe Farma untuk menghentikan produksi obat anestesi tersebut karena saat ini pihaknya sedang menginvestigasi obat itu.

"Sejauh ini, tidak pernah ada keluhan atau masalah terkait penggunaan obat Buvanest Spinal yang diproduksi di Indonesia. Makanya, dugaan awal kami adalah tertukar label saat digunakan. Persoalannya, kenapa bisa sampai tertukar," kata Roy.

Namun, sebagai tindakan preventif, dia mengatakan semua obat Buvanest Spinal diminta ditarik dari pasaran dan tidak digunakan terlebih dahulu sampai hasil investigasi BPOM keluar.

"Ini kejadian serius dan tidak main-main. Kami akan melaporkan hasil investigasinya dalam waktu dekat," kata dia.

Sebelumnya, dua pasien terkait kasus urologi meninggal setelah mendapatkan pemberian injeksi Buvanest Spinal. Awalnya kedua pasien mengalami kejang dan panas, lalu gatal-gatal, dan langsung masuk ke perawatan ICU.

Kurang dari 24 jam, pada Kamis (12/2), kedua pasien meninggal. Kalbe Farma dikabarkan telah menarik dua produk yakni seluruh batch Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch 629668 dan 630025. (utd/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER