Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagaian orang, Kabareskrim Komisaris Jenderal Budi Waseso adalah sosok kontroversial karena menangani kasus pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun bagi orang di kampung halamannya, Budi dianggap sebagai bintang film karena kerap muncul di televisi.
Budi Waseso merasa saat ini ia diserang berbagai pihak karena menangani kasus yang melibatkan mantan komisioner KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Ia kerap jadi sasaran tembak kritik dari berbagai kalangan.
Padahal menurutnya, pananganan kasus di Bareskrim pada Samad dan Bambang diklaimnya sudah sesuai prosedur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inilah profil saya yang sekarang menjadi sasaran tembak," ujar Budi dalam diskusi dengan para akademisi di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (22/2). Namun mantan Kapolda Gorontalo ini dalam berbagai kesempatan menanggapi beragam kritik dengan tenang. Seperti saat menjawab kritik dari pakar hukum tata negara Refly Harun soal kasus Samad dan Bambang. Refly menilai perbuatan yang dilakukan oleh Samad dan Bambang adalah hal yang lumrah namun dianggap sebagai perbuatan kriminal oleh Polri.
Budi menanggapi kritik ini secara santai. Menurutnya, pengusutan dua kasus Samad dan Bambang tersebut adalah bentuk perlindungan dan pengayoman masyarakat dari Polri. Apalagi dua kasus tersebut berasal dari laporan masyarakat.
"Kami memroses berdasarkan hasil penyidikan. Kami selalu mengadakan gelar perkara yang seminggu hampir pasti diselenggarakan dua kali per kasus," kata Budi.
Selain menjadi target kritik, keberadaan jenderal bintang tiga kini juga menjadi buruan para wartawan untuk menjadi sumber berita. Hal ini diakui Budi sebagai sesuatu yang baru baginya.
Dari semula tidak dikenal karena jarang tampil di media massa, kini wajah Budi kerap menghiasi layar kaca. "Keluarga di kampung bahkan menganggap saya bintang film karena mereka tidak mengerti apa itu Kabareskrim," ujarnya diikuti tawa.
Seolah belum cukup bercanda mengenai statusnya yang mendadak tenar, dia menambahkan, "Orang-orang di kampung saya banyak yang punya foto saya sekarang, seperti artis saja."
Sosok lulusan Akpol 1984 ini memang belakangan ini santer diberitakan media. Bagaimana tidak, begitu dia menjabat sebagai Kabareskrim menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius, perkara yang menyangkut para pimpinan KPK datang silih ganti.
Bahkan, pelaporan terhadap Bambang Widjojanto, yang kini berstatus tersangka dan pimpinan KPK non aktif, masuk ke Bareskrim bertepatan dengan prosesi serah terima jabatan Budi, 19 Januari lalu.
Namun, dia menegaskan, tidak ada kriminalisasi yang dilakukan dalam penanganan kasus-kasus tersebut. "Kalau anda tahu ada oknum anggota saya yang melakukan kriminalisasi, silakan lapor langsung kepada saya," ujarnya tegas.
(sur)