TB Hasanuddin: Kinerja BIN Masih Seperti di Zaman Orba

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 24 Feb 2015 08:38 WIB
Anggota DPR dari Komisi I, Tubagus Hasanuddin, mengatakan masih banyaknya orang yang berhaluan ekstrim tergabung dalam lembaga BIN saat ini.
Anggota DPR RI Tubagus (TB) Hasanuddin. (File/detikFoto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Komisi I, Tubagus Hasanuddin, mengatakan kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) saat ini masih seperti zaman Orde Baru. Hal tersebut disampaikan Hasanuddin saat dihubungi CNN Indonesia via telepon, pada Senin (23/2) malam.

Menurut Hasanuddin, saat ini dalam badan milik pemerintah tersebut dalam menganalisa ancaman masih menggunakan paradigma lama yaitu ekstrimis-ekstrimis kanan kiri dan tengah seperti zaman Orde Baru.

"Sekarang seperti Orde Baru, ekstrimis kanan, kiri dan tengah," kata Hasanuddin. Menurutnya, dengan pola seperti itu, aksi mahasiswa masih dianggap sebagai tindakan ekstrimis yang menentang pemerintah dan perlu ditindak. Hal seperti itu, ujarnya, perlu diubah oleh Kepala BIN yang baru nanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mahasiswa yang melakukan demo selalu dianggap ekstrimis yang menentang pemerintah," katanya. Pria yang saat ini terdaftar sebagai anggota DPR RI untuk Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut juga memiliki poin-poin yang harus dimiliki oleh seorang Kepala BIN yang baru nanti.

Poin pertama adalah orang tersebut harus memiliki kompetensi di bidang intelijen. Hal tersebut penting agar tidak terjadi tumpang tindih fungsi dengan lembaga-lembaga lain. Poin kedua adalah loyalitas, artinya pucuk pimpinan BIN harus loyal pada negara dan tidak boleh membelot. Poin terakhir adalah Kepala BIN harus memiliki sifat reformis dalam dirinya.

Poin terakhir tersebut berhubungan dengan ungkapan Hasanuddin sebelumnya yang menganggap suasana sekarang masih seperti zaman Orde Baru. Kepala BIN harus bisa mereformasi atau mengubah anggapan tersebut agar masyarakat tak lagi merasa seperti berada di zaman Orde Baru.

"Selain itu Kepala BIN harus bisa menjalankan Undang-Undang Intelijen dengan baik, harus bisa diterapkan," ujarnya. Namun, diapun menyerahkan semua keputusan mengenai Kepala BIN pada Presiden Jokowi, apakah akan mempertahankan yang sekarang atau menggantinya dengan yang baru.

"Saya sendiri siap jika diberikan kepercayaan oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala BIN yang baru," katanya.

Sebelumnya lembaga Imparsial menawarkan empat nama calon Kepala BIN untuk menggantikan posisi Marciano Norman. Keempat nama tersebut adalah Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, politisi PDIP Tubagus Hasanuddin, politisi Andreas Parera dan peneliti LIPI Ikrar Nusa Bhakti. (utd/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER