Jakarta, CNN Indonesia -- Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) memastikan letupan yang terjadi di ITC Depok dapat menimbulkan gas klorin. Klorin adalah gas mematikan yang kerap digunakan saat peperangan, salah satunya di konflik Suriah.
"Zat kimia sudah teridentifikasi, akan menghasilkan gas klorin atau C12," kata
Wakil Kepala Densus 88 Komisaris Besar Eddy Hartono kepada CNN Indonesia, Jumat (27/2).
Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti ditemui sebelumnya menyatakan gas ini sungguh berbahaya. Hanya saja, dalam kasus Depok, rangkaiannya tidak bekerja sempurna sehingga tidak memakan korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, klorin kerap digunakan sebagai senjata kimia dalam konflik di Suriah. Zat klorin ini digunakan pada sebuah serangan di desa Talmanes, Al Tamanah dan Kafr Zita, terakhir pada 28 Agustus lalu. Senjata ini biasanya dijatuhkan dalam bom barrel dari helikopter, biasanya malam hari, melukai ratusan orang dan menewaskan puluhan lainnya.
Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa aksi teror di Depok terkait dengan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ketika ditanyai soal ini, Badrodin belum berani menyimpulkan.
"Itu sedang diselidiki. Tunggu hasil penyelidikan kami," ujar Badrodin.
Serangan bom gas tergolong baru di Indonesia. Biasanya serangan teroris lebih mengandalkan kerusakan yang diakibatkan dari ledakan.
Menurut Badrodin, polisi saat ini dapat dengan mudah mengantisipasi serangan teroris yang konvensional. "Karena itu mereka (teroris) berusaha mengembangkan modus baru atau mengembangkan pola yang lama," ujarnya.
Letupan di ITC Depok terjadi Senin (23/2), sekitar pukul 18.00, WIB dan diduga berasal dari sebuah benda mencurigakan yang terletak di sebuah kamar mandi di lantai dua. Lokasi itu bahkan berada tak jauh dari tempat bermain anak-anak di pusat perbelanjaan.
Menurut salah satu sumber CNN Indonesia yang tak mau disebut namanya, letupan tersebut menghasilkan asap dan sempat membuat anggota tim gegana yang melakukan pengamanan mengalami reaksi gatal-gatal.
Digunakan Sejak Perang Dunia IBom Klorin pernah digunakan pada masa Perang Dunia I. Serangan klorin tentara Jerman terhadap pasukan Prancis, Aljazair, Inggris dan Kanada di sekitar Ypres -tempat terjadinya pertempuran paling sengit- pada April 1915, seakan meramalkan senjata pemusnah massal ini akan menjadi penyebab ketakutan berjangka waktu lama dan seringkali jadi sumber teror yang mengerikan.
Walaupun jumlah kematian akibat senjata kimia dalam Perang Dunia I relatif rendah, total 90 ribu orang, tetap ada ketakutan mendalam akan kematian secara perlahan dan menyiksa akibat kerusakan jaringan kulit yang terbakar oleh gas mustard atau paru-paru yang tenggelam akibat cairan yang membanjirinya.
Mereka yang selamat akhirnya menjadi buta atau cacat permanen, sementara trauma, ketakutan, fobia akan gas, dan konsekuensi psikis jangka panjang lainnya sulit dikalkulasi.
Jika terhirup, zat ini akan berubah menjadi asam hidroklorik di paru-paru, menyebabkan organ dalam terbakar atau paru-paru basah akibat cairan yang tercipta dari senyawa kimia berbahaya.
(pit/pit)