Eksekusi Mati, Jokowi Tidak Akan Melunak Atas Australia

Resty Armenia | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Feb 2015 18:35 WIB
Jokowi menegaskan pembicaraannya dengan PM Australia Tony Abbott tidak akan membuat pemerintah menghentikan eksekusi mati terhadap 12 terpidana.
Presiden RI Joko Widodo (tengah). (Setpres RI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kejaksaan Agung belum memastikan waktu eksekusi 12 terpidana mati akan dilakukan. Namun, Presiden Joko Widodo memastikan sebagai negara berdaulat, pemerintah Indonesia tidak akan melunak untuk menghentikan eksekusi, termasuk kepada dua warga negara Australia gembong narkoba yang masuk kelompok Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Anggapan melunaknya Jokowi hadir pascakomunikasi yang dilakukan dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Dikabarkan Jokowi mulai melunak, sehingga menunda eksekusi mati.

"Ya mungkin kata-katanya lunak, tapi nanti tindakannya dilihat. Pokoknya lihat saja nanti," kat Jokowi usai melakukan kunjungan ke beberapa pasar tradisional di Jakarta, Sabtu (28/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenai isi pembicaraan dengan Abbott, Jokowi mengungkap, pemerintah hanya bisa memberikan simpati dan mencoba mengerti bagaimana situasi yang tengah dialami Australia termasuk tekanan yang diterima Abbott. Namun, hal itu tidak berujung pada pembatalan eksekusi.

"Saya kan ditelepon, ya saya jawab kan, bahwa saya tahu situasi di Austraia. saya mengerti situasi perdana menteri Abbot, saya sampaikan seperti itu. Ya tafsirannya gak tahu seperti apa, tapi saya sampaikan itu," ungkap Jokowi.

Menanggapi soal Abbott yang mengumbar di media Australis bahwa pihaknya telah berhasil membuat Jokowi melunak, kader PDI Perjuangan ini menanggapi santa. "Ya tidak apa-apa, tapi nanti tindakannya dilihat," ujar Jokowi sambil tertawa. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER