Ditimbang, Pembangunan Monumen Kecelakaan AirAsia QZ8501

Abraham Utama | CNN Indonesia
Senin, 02 Mar 2015 18:31 WIB
Monumen bisa jadi pengingat pentingnya budaya keselamatan penerbangan, dan jadi tempat ziarah bagi keluarga korban yang jasad kerabatnya tak ditemukan.
Badan pesawat AirAsia QZ8501 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (2/3). (Antara/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bupati Kotawaringin Barat, Ujang Iskandar, ingin membangun monumen kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di wilayah pemerintahannya. Untuk diketahui, perairan Pangkalan Bun di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, menjadi salah satu lokasi pusat pencarian jenazah dan puing pesawat QZ8501. Posko evakuasi utama pun didirikan di sana. (Baca: Wajah Pangkalan Bun yang Berubah Pasca Tragedi QZ8501)

Usul Bupati Ujang tersebut disambut positif oleh Kepala Badan SAR Nasional Faustinus Henry Bambang Soelistyo. Menurutnya, monumen kecelakaan QZ8501 tersebut bisa menjadi pengingat bagi Indonesia tentang pentingnya budaya keselamatan transportasi.

“Ide bupati dilihat dari aspek kehidupan sosial, sangat bagus, agar bangsa ini membangun budaya keselamatan. Saya sangat sependapat,” kata Soelistyo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (2/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Soelistyo, monumen tersebut juga bisa menjadi tempat ziarah bagi para keluarga korban kecelakaan yang jenazah kerabatnya tidak dapat ditemukan. Sampai saat ini, masih ada 59 penumpang QZ8501 yang jenazahnya belum ditemukan.

“Tidak mungkin kami menemukan semua jenazah. Pasti ada yang tidak ditemukan. Monumen ini dapat mewadahi keluarga korban,” ujar Soelistyo.

Usul pembangunan monumen kecelakaan QZ8501 yang jatuh di perairan Karimata digagas Bupati Ujang pertama kali pada Januari 2015, sekitar sepekan setelah pesawat itu hilang kontak. Saat itu ia masih menunggu respons Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Bupati Ujang semula membayangkan salah satu serpihan badan pesawat bisa menjadi salah satu bagian dari monumen itu. Itu sebabnya, ujar Soelistyo, usul pembangunan monumen itu harus mendapat persetujuan Ketua KNKT Tatang Kurniadi.

Pagi tadi, kabin bagian tengah pesawat beserta kerangka sayap AirAsia QZ8501 diserahterimakan Basarnas kepada KNKT. Bangkai pesawat yang sudah remuk tersebut ditemukan Jumat pekan lalu sebelum dibawa ke Jakarta dengan Kapal Crest Onyx.

Kini tanggung jawab atas keberadaan bangkai pesawat itu berada di KNKT. Apakah setelah digunakan untuk keperluan investigasi, bagian pesawat akan dikembalikan ke AirAsia atau disumbangkan menjadi bagian dari monumen seperti ide Bupati Ujang, KNKT belum memutuskannya. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER