Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menyatakan investigasi yang dilakukan lembaganya terhadap kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 sudah mencapai 40 persen. KNKT menargetkan investigasi rampung akhir Oktober.
“Kami sepakat pada bulan kesepuluh sudah harus selesai. Dua bulan berikutnya kesempatan bagi para pemangku kepentingan untuk memberikan komentar. Saya akan berusaha secepatnya (menyelesaikan investigasi),” kata Tatang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (2/3).
Target rampungnya investigasi AirAsia itu mengacu pada jangka waktu investigasi kecelakaan pesawat sebelumnya, yakni Adam Air KI-574 dan Sukhoi Superjet 100, yang membutuhkan waktu tujuh sampai delapan bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, analisis yang dilakukan tim investigasi KNKT berpegangan pada data yang terekam pada voice data recorder dan flight data recorder. Pagi tadi KNKT mendapat amunisi baru berupa bangkai kabin bagian tengah serta kerangka sayap pesawat yang telah berhasil diangkat dari dasar laut.
Tatang menuturkan temuan tim evakuasi gabungan itu akan menjadi data pembanding bagi data yang mereka peroleh dari kotak hitam. “Harus ada pembanding, black box dan CVR kan sudah memberikan data. Walau kondisinya tidak persis (dengan saat kejadian), 80-90 persen gambaran kecelakaan dapat terlihat,” kata Tatang.
Setelah dianalisis, bangkai pesawat tersebut rencananya akan diserahkan ke AirAsia. Namun hari ini KNKT akan lebih dulu memotong bangkai itu menjadi beberapa bagian dan membawanya melalui jalur darat ke Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia di Curug, Banten.
Soal seberapa jauh investigasi akan mengungkap peristiwa nahas yang merenggut 162 nyawa tersebut, Tatang berkata lembaganya bekerja dengan amat serius. Ia menganggap investigasi itu sebagai pertaruhan nama baik penerbangan Indonesia di mata dunia.
(agk)