Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamanan ketat yang dilakukan saat pemindahan dua terpidana mati asal Australia dinilai berlebihan oleh Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Salim Said. Menurutnya, pemerintah tak perlu banyak memberikan pernyataan soal eksekusi terpidana mati itu yang justru bisa memancing reaksi dunia luar.
"Jangan banyak bicara kita. Jalankan saja, diumumkan kalau sudah selesai," kata Salim di Jakarta, Rabu (4/3).
Jika memang akan mengamankan, cukup pengawalan di darat saja tanpa perlu melibatkan armada pesawat tempur. Meski sempat membuat hubungan Indonesia dan Australia menghangat, Salim yakin tidak akan sampai berimbas pada konfrontasi kedua negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak mungkin ada perang karena pelaksanaan eksekusi mati. Kalau sampai menggunakan dan melibatkan sukhoi, itu terlalu berlebihan, seperti memprovokasi negara lain," kata Salim.
TNI diketahui telah mengerahkan puluhan personel Brimob dan dua jet tempur milik TNI Angkatan Udara untuk mengawal perpindahan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, dua terpidana mati kasus narkoba asal Australia.
Kedua tahanan telah dikawal ketat petugas sejak keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Denpasar, Bali, Selasa (3/3) malam tadi. Pengamanan ketat dilakukan oleh 22 personel Brimob yang turut serta dalam pesawat carteran ATR72 dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar menuju Bandara Tunggul Wulung, Cilacap. Dua jet tempur TNI Angkatan Udara juga dikerahkan untuk mengawal penerbangan keduanya.
Seperti diketahui, jelang eksekusi Andrrew Chan dan Myuran Sukumaran, hubungan Indonesia dengan Australia menghangat. Perdana Menteri Tony Abbott Australia beberapa kali meminta eksekusi dua warga negaranya tersebut dibatalkan.
Abbott bahkan sempat mengungkit bantuan kemanusiaan yang diberikan Australia saat Aceh dilanda tsunami pada 2004 silam.
Namun RI bergeming dengan tetap menyiapkan eksekusi keduanya di Pulau Nusakambangan. Meski belum dipastikan kapan eksekusi dilaksanakan, Jaksa Agung Prasetyo menyatakan, eksekusi tinggal menunggu persiapan di lapangan.
(sur)