Istana Akui Telah Picu Ketegangan Indonesia-Australia

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 04 Mar 2015 23:58 WIB
Ketegangan kedua negara menyusul penolakan Indonesia untuk mengampuni dua terpidana mati asal Australia atas kasus narkoba di Bali.
Ketegangan kedua negara menyusul penolakan Indonesia untuk mengampuni dua terpidana mati asal Australia atas kasus narkoba di Bali. (CNN Indonesia/Arie Riswandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto membenarkan bahwa pihak Istana telah memicu ketegangan antara Indonesia dan Australia terkait eksekusi terpidana mati duo 'Bali Nine', Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

"Kami sadar bahwa kami telah membuat suatu ketegangan antara Indonesia dan Australia. Kami juga pernah menyebabkan ketegangan yang sama dengan pemerintah Belanda," ujar Andi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).

Hal itulah, sebut Andi, yang membuat pemerintah Indonesia ingin memperhatikan secara serius apa yang menjadi perhatian pemerintah Australia, sehingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung meminta Jaksa Agung M Prasetyo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk berkoordinasi dalam memproses eksekusi ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir pemerintah Australia sudah berinteraksi dengan pemerintah kami, dengan Menlu, dan juga dengan Presiden kami. Jadi perhatian pemerintah Australia sudah dalam pertimbangan kami. Tapi dalam sidang kabinet kami tadi, Presiden memberi tahu Jaksa Agung untuk memperhatikan apa yang menjadi perhatian pemerintah Australia secara serius," kata dia.

Andi menjelaskan, Presiden Jokowi pun telah memberikan arahan kepada Prasetyo untuk melakukan proses dan prosedur sesuai hukum di Indonesia secara hati-hati, terutama menyangkut dampak yang terjadi terhadap hubungan kedua negara.

Ahli kajian strategis itu mengungkapkan, Prasetyo telah membeberkan kepada Presiden perihal kesiapan eksekusi selanjutnya dan siap untuk melaporkan perkembangannya bulan depan.

"Progres laporan harus dilaporkan ke Presiden tiap bulan. Hari ini Jaksa Agung melaporkan ke Presiden soal kesiapan untuk eksekusi, jadi bulan depan dia harus melaporkan progresnya," ujar dia. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER