Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijanto memastikan persiapan pelaksanaan eksekusi mati sudah mencapai lebih dari 90 persen. Dia memastikan, saat ini persiapan yang dilakukan hanya tinggal hal teknis.
"Persiapan sudah di atas 90 persen dan tinggal teknis kecil saja. Namun untuk tanggal tak disebutkan," ujar Tedjo, Kamis (5/3). Meski demikian, Tedjo mengelak ketika ditanya adanya kemungkinan eksekusi dilakukan pada pekan ini.
Dia hanya menjelaskan, eksekusi akan segera dilakukan jika semua persiapan sudah selesai dilakukan. Tedjo menambahkan, arahan dari Presiden Indonesia Joko Widodo pun mengatakan agar eksekusi dilakukan setelah seluruh persiapan selesai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tedjo menegaskan teknis-teknis yang dimaksud tak dapat terlewat karena menyangkut proses hukum yang harus dilalui para terpidana. Dia mengatakan, hal itu menjadi salah satu alasan kenapa persiapan terkesan lama dilakukan.
"Tak boleh ada yang terlewat, seperti proses hukum sudah clear atau belum. Jangan sampai ada yg terlewat dan semua harus dipastikan," kata Tedjo.
"Tak ada tanggal pasti tapi dilakukan saat semua persiapan selesai," lanjutnya.
Hingga saat ini, Kejaksaan Agung belum merilis secara resmi sepuluh nama terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat. Namun, Jaksa Agung HM Prasetyo sempat mengungkapkan ada sebelas nama terpidana yang bakal segera menghadapi regu tembak.
Mereka di antaranya adalah warga Filipina Mary Jane Fiesta Veloso, dua warga Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, warga Perancis Serge Areski Atlaoui, warga asal Ghana Martin Anderson, warga Nigeria Raheem Agbaje Salami, warga Brasil Rodrigo Gularte, dan warga negara Indonesia Zainal Abidin.
(meg)