Gelar Rapat Koordinasi, Menteri Hukum Diduga Bahas Eksekusi

Aghnia Adzkia & Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 05 Mar 2015 10:58 WIB
Menkopolhukam, Jaksa Agung, Gubernur Jawa Tengah, dan Bupati Cilacap dijadwalkan menggelar rapat koordinasi dengan Menteri Hukum soal eksekusi mati.
Ilustrasi eksekusi mati. (Diolah dari Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi tuan rumah menggelar rapat koordinasi hari ini, Kamis (5/3), yang kemungkinan membahas persiapan sebelum, saat, dan sesudah eksekusi mati tahap kedua terhadap sejumlah terpidana mati. Rapat yang dijadwalkan berlangsung pukul 11.00 WIB ini akan dihadiri oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, Jaksa Agung HM Prasetyo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Cilacap.

"Benar ada rapat jam 11.00 dengan Menkopolhukam, Jaksa Agung, dan yang kemarin-kemarin saja," kata Kepala Biro Humas dan Kerjasama Luar Negeri Kemkumham Ferdinand Siagian ketika dikonfirmasi CNN Indonesia, Kamis.

Ferdinand menolak menjelaskan lebih lanjut agenda pertemuan menjelang eksekusi terhadap terpidana mati di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan itu. Namun pertemuan tersebut memang kemungkinan membahas segala hal yang dibutuhkan dan harus disiapkan Kabupaten Cilacap dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait pelaksanaan eksekusi mati. "Rapat soal otoritas mereka," ujar Ferdinand.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan, Kejaksaan Agung akan kembali melakukan eksekusi terhadap sejumlah terpidana mati dalam waktu dekat. Eksekusi ini merupakan tahap kedua setelah sebelumnya dilakukan pada 18 Januari lalu.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemkumham Handoyo Sudrajat kepada CNN Indonesia sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa seluruh ruang isolasi dan lokasi eksekusi untuk 10 terpidana mati telah siap. LP Nusakambangan tinggal menanti kepastian dari Kejaksaan Agung sebagai eksekutor mengenai waktu pelaksanaan eksekusi.

Kejaksaan Agung belum merilis secara resmi 10 terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat. Namun Jaksa Agung HM Prasetyo sebelumnya mengungkapkan 11 nama terpidana yang bakal segera menghadapi regu tembak.

Mereka di antaranya adalah warga Filipina Mary Jane Fiesta Veloso; dua warga Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan; warga Perancis Serge Areski Atlaoui; warga asal Ghana, Martin Anderson; warga Nigeria Raheem Agbaje Salami; Rodrigo Gularte asal Brasil; dan warga negara Indonesia Zainal Abidin.

Seperti diberitakan sebelumnya, lokasi eksekusi menurut sumber CNN Indonesia yaitu di Lapangan Tembak Limus Buntu. Limus Buntu adalah sebuah lapangan berbentuk segi empat, dengan dinding bata tua yang tingginya hanya berkisar satu meter. Lokasinya tepat di pinggir satu-satunya jalan raya di Nusakambangan.

Terkait ruang isolasi, CNN Indonesia belum mendapat konfirmasi. Namun berdasarkan data Sistem Datavese Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, dari tujuh LP di Nusakambangan, enam di antaranya belum melebihi kapasitas. LP Besi dihuni oleh 183 narapidana dengan kapasitas 215 orang.

LP Batu yang lokasinya tak jauh dari LP Besi, ditempati oleh 290 narapidana dengan kapasitas 500 orang. LP Terbuka didiami oleh 11 orang dari kapasitas tampung 25 orang. Hal yang sama terjadi di LP yang lokasinya bersebelahan dengan bibir pantai Nusakambangan, LP Pasir Putih, dihuni oleh 286 orang dengan kapasitas 336 orang.

Di sebelah Pasir Putih, terdapat LP Permisan yang hingga hari ini ditinggali oleh 151 narapidana dari total kapasitas yang dapat ditampung sebanyak 221 orang. Sementara LP yang melebihi kapasitas yakni LP Narkotika dengan penghuni 278 orang dari kapasitas hanya 245 orang. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER