Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (Forkoma PMKRI) Hermawi Taslim menilai saat ini pimpinan KPK tak lagi satu suara. Pernyataan Pelaksna Tugas (Plt) Pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki yang kerap berbeda dengan pimpinan lainnya dinilai sebagai contoh ketidakharmonisan di tubuh lembaga antirasuah.
"Beberapa waktu lalu Pak Ruki mengatakan KPK kalah, tapi beberapa hari kemudian wakil ketua KPK ada yang mengatakan tidak ada menang kalah," katanya dalam sebuah diskusi, Jakarta, Minggu (8/3).
Hermawi mengatakan ketidakkompakan KPK ini menjadi tanda tanya publik. Padahal, kata Hermawi, rakyat berharap kekompakan arah suara pimpinan KPK bisa menyelesaikan konflik berkepanjangan dengan Polri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, disharmoni ini terjadi sejak dilantiknya Taufiequrachman Ruki, Indrianto Seno Aji dan Johan Budi sebagai Plt Pimpinan KPK. Ketiganya ditunjuk menyusul dinonaktifkannya Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.
Bambang Widjojanto ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat (23/1) oleh Bareskrim Polri dalam kasus kesaksian palsu di bawah sumpah pengadilan.
Sementara Abraham Samad ditetapkan sebagai tersangka dalam dua kasus sekaligus, yaitu pemalsuan dokumen dan penyalahgunaan wewenang sebagai Ketua KPK. Sedangkan kasus terbaru adalah dibukanya kembali penyelidikan kasus yang menyeret nama penyidik KPK Novel Baswedan oleh Bareskrim Polri.
Sebelumnya, KPK resmi menyerahkan pengusutan kasus Komjen Budi Gunawan kepada Kejaksaan Agung. Pelaksana tugas Ketua KPK Taufiequrachman Ruki menyatakan, KPK menerima kalah tapi bukan menyerah.
“Bukan akhir, dunia belum kiamat, langit belum runtuh. Pemberantasan korupsi harus terus,” kata Ruki dalam jumpa pers di Gedung KPK Jakarta, Senin (2/2).