Tim 9: Kehebohan Gampang Diselesaikan tapi Timbul Lagi

Noor Aspasia | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mar 2015 17:58 WIB
Syafii Maarif mengatakan, kehebohan berkurang setelah Presiden Jokowi mengumumkan Komjen Budi Gunawan tidak dilantik.
Buya Syafii Maarif saat memberikan keterangan kepada wartawan di Maarif Institute Jakarta, Selasa, 17 Februari 2015. Rapat tertutup yang dihadiri lima anggota Tim 9 ini membahas masalah KPK dan Polri dan meminta Presiden Joko Widodo untuk membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Konsultatif Independen (Tim 9) Syafii Maarif berpendapat kisruh Polri dengan Komisi Pemberantasan Korupsi yang begitu membetot perhatian publik nyatanya tak sulit untuk diselesaikan.

Syafii menekankan bahwa KPK dan Polri mesti sama-sama menghormati. "Yang kita lihat heboh ini gampang diselesaikan,” kata Syafii seusai timnya bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (10/3).

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan, kehebohan tersebut berkurang setelah Presiden Jokowi mengumumkan Komjen Budi Gunawan tidak dilantik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Syafii buru-buru meneruskan, sekarang ini timbul kehebohan lagi. "Komnas HAM mau disomasi, ini timbul lagi, ini saya rasa karena salah paham," ujar dia.

Syafii mengatakan, isu rekening gendut sudah meluas. “Kita tidak tahu sampai mana, polisi harus belajar,” kata dia.

Syafii lantas mengutip pernyataan mantan Presiden Abdurahman Wahid ihwal polisi. “Jangan seperti Gus Dur mengatakan polisi jujur hanya tiga yakni polisi tidur, patung polisi, dan polisi Hoegeng,” tutur dia.

Lebih dalam ia mengingatkan bahwa semua pihak yakni Polri dan KPK harus melakukan instropeksi. “Saya tidak mengatakan negara gagal. Polisi harus berani memperbaiki diri, KPK juga diawasi juga,” ujarnya.

Wakil Ketua Tim 9 Jimly Asshiddiqie menambahkan bahwa ada kecenderungan pelemahan KPK dan pemerintah sepakat bukan mencari siapa yang melakukan pelemahan tapi semua harus membuat KPK kuat sebagai institusi. (obs/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER